Aris Adi Leksono Resmi Dilantik Jadi Ketum IKA Unusia 2024-2029
Ahad, 9 Juni 2024 | 16:16 WIB
Dari kiri ke kanan: Dewan Penasihat IKA Unusia KH M Mujib Qulyubi, Ketua Umum IKA Unusia Aris Adi Leksono, dan Rektor Unusia Juri Ardiantoro. Mereka berfoto usai prosesi pelantikan IKA Unusia masa khidmah 2024-2029. (Foto: dok. IKA Unusia)
Jakarta, NU Online
Aris Adi Leksono telah resmi dilantik menjadi Ketua Umum Ikatan Alumni (IKA) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) masa khidmah 2024-2029.
Prosesi pelantikan dipimpin oleh Rektor Unusia Juri Ardiantoro di Kantor PBNU lantai 8 pada Sabtu (8/6/2024).
Keputusan pembentukan dan pengangkatan pengurus IKA Unusia tertuang dalam Surat Keputusan (SK) dengan Nomor: 89 Tahun 2024 yang ditandatangani Rektor Unusia Juri Ardiantoro di Jakarta pada 17 Mei 2024.
Surat Keputusan itu dibacakan Wakil Rektor Kemahasiswaan, Alumni, dan Hubungan Masyarakat Fariz Alnizar sebelum prosesi pelantikan.
Pelantikan IKA Unusia sekaligus Reuni Akbar 2024 yang bertajuk Menyemai Harapan Mewarnai Peradaban ini dihadiri oleh para pimpinan rektorat, dosen, dan para alumni dari berbagai angkatan.
Ketua Umum IKA Unusia Aris Adi Leksono menyampaikan bahwa kiprah para alumni di lingkungan masing-masing perlu disinergikan. Sebab sinergi atas kiprah para alumni itu dapat menjadi potensi yang sangat besar untuk berkontribusi kepada NU dan kampus Unusia yang telah memberikan pendidikan.
“Alhamdulillah kita semuanya sudah mulai berkiprah di lingkungan masing-masing dan hari ini bisa berkumpul. Capaian yang sudah kita miliki, saya kira patut untuk kita sinergikan menjadi sebuah potensi besar. Kemudian kita bisa bersama-sama berkontribusi untuk keluarga besar NU dan Unusia yang telah membesarkan kita semua,” tutup Aris.
Aris juga memastikan ke depan akan terus menyampaikan informasi tentang pembentukan IKA Unusia pada setiap angkatan. Ia berharap, para alumni dapat bergabung sehingga IKA Unusia dapat menjangkau seluruh angkatan.
“Dalam rangka menjalin silaturahim kembali sekaligus mengenang masa-masa belajar dulunya STAINU sekarang sudah menjadi Unusia, kemajuan luar biasa. Dari proses itu saya kira semua juga terlibat,” ujar Aris, yang juga Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) itu.
Ia juga menceritakan berbagai pengalaman belajar di kampus saat masih bernama STAINU (Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama) yang mempunyai tugas dan peran cukup beragam. Bahkan, bukan sekadar menjadi mahasiswa saja melainkan bisa menjadi peserta wisuda yang merangkap panitia wisuda.
“Para sahabat semuanya punya cerita masing-masing ketika dulu gabung di STAINU, tidak sekadar menjadi mahasiswa tapi kadang juga sebagai penerima mahasiswa. Tidak sekedar wisuda tapi merangkap menjadi panitia wisuda,” ujar Aris.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Pesatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) itu mengungkapkan bahwa kuliah di perguruan tinggi NU selalu membawa berkah.
Bahkan ia juga selalu diyakinkan oleh para dosen bahwa keberkahan itu akan dirasakan. Saat ini, menurut Aris, para alumni Unusia sudah mulai merasakan keberkahan itu.
“Ketika tidak ada dosen kemudian dipanggil diajak diskusi oleh dosen yang lain. Dosen bilang kuliah di STAINU bawa nama NU, ketika bawa nama NU yakinlah bahwa suatu saat membawa berkah luas biasa. Saya kira semuanya sudah mulai merasakan keberkahan itu,” ujar Aris.
Turut hadir dalam acara pelantikan IKA Unusia ini antara lain Wakil Rektor Unusia sekaligus Dewan Pembina IKA Unusia Fakthu Yasik dan Fariz Alnizar, serta Dewan Penasihat IKA Unusia KH M Mujib Qulyubi, Imam Bukhori, dan Ahmad Nurul Huda.