Bantu Tangani Covid-19, 10 Ribu Desa Siapkan Tempat Isolasi Diri
Rabu, 15 April 2020 | 12:00 WIB
Tempat itu disediakan khusus oleh desa masing-masing dalam rangka memutus mata rantai Covid-19 terutama nanti saat Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini.
Menteri Desa PDTT RI, Abdul Halim Iskandar mengatakan, 10 ribu desa tersebut telah mengonfimasi kepada Kemendes PDTT melalui ‘Relawan Desa Lawan Covid-19’ yang sebelumnya telah dibentuk oleh masing-masing pendamping desa.
Tempat isolasi yang disediakan, ucap Mendes Halim, berupa rumah atau tempat hunian sederhana yang disewa khusus untuk menangani masyarakat yang tiba-tiba menjadi ODP atau PDP.
“Sampai hari ini data yang masuk sudah ada 10 ribu desa siap. Ruang isolasi desa dengan segala variasinya. Ada yang 4 kamar, ada yang 10 kamar, ada juga yang ratusan kamar karena menyadari betul desanya merupakan desa pemudik. Ada pula satu dusun yang jadi tempat isolasi desa,” ucap Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar saat menjadi Pembicara Utama Webinar Kesiapsiagaan Desa Menghadapi Covid-19, Rabu (15/4).
Ia mengajak kepada seluruh elemen untuk bersama-sama melawan Covid-19 melalui gotong royong antar pemerintah dan masyarakat. Bagi dia, segala sesuatu dapat diselesaikan dengan cara kerja sama yang maksimal.
“Kalau kita bisa mengelola sedemikian rupa dan fokus pada pengelolanya, pada locus utamanya itulah. Makanya identifikasi dan penyiapan mutlak diperlukan,” tuturnya.
Dana desa yang selama ini digunakan pihak desa untuk pembangunan dan kebutuhan desa lainnya kini dapat dipergunakan untuk pencegahan dan penanganan Covid-19.
Cara-cara tersebut dilakukan pemerintah agar desa berkomitmen tinggi untuk menyelamatkan dan melindungi warganya.
“Dalam surat edaran yang telah saya tanda-tangani, kami juga minta setiap desa membentuk Pos Jaga Desa di Gerbang Desa masing-masing. Nantinya, relawan memeriksa warga yang hilir mudik keluar masuk,” ujarnya.
Mendes Halim berharap semua perangkat desa dan relawan Covid-19 di seluruh desa dapat memaksimalkan peranannya yakni memberikan sosialisasi dan edukasi tentang corona. Sebab masih ditemukan masyarakat yang menyepelekan Covid-19 sehingga terus melawan kebijakan yang telah dibuat.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori