Beasiswa Al-Azhar Diprioritaskan bagi Jurusan Saintek dan Sosial
Senin, 4 Maret 2024 | 20:00 WIB
Kunjungan Duta Besar Mesir untuk Indonesia Yang Mulia Yasser Hassan Farag Elshemy ke PBNU, Senin (4/3/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Grand Syekh Al Azhar, Prof Dr Ahmed Al-Tayeb berpesan bahwa pihaknya memprioritaskan jurusan Sains dan Teknologi (saintek) dan Sosial bagi kader Nahdlatul Ulama (NU) yang menerima beasiswa di Universitas Al-Azhar.
Pesan tersebut disampaikan langsung oleh Duta Besar Mesir untuk Indonesia Yang Mulia Yasser Hassan Farag Elshemy dalam kunjungannya dengan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di kantor PBNU Jakarta, Senin (4/3/2024).
"Grand Syekh kembali memberikan beasiswa kepada kader-kader NU namun beasiswa kali ini akan lebih dominan jurusan-jurusan saintek dan sosial, bukan lagi jurusan keagamaan," kata Dubes Yaseer menyampaikan pesan Grand Syekh Al Azhar.
Ia kemudian menerangkan alasan Grand Syekh memprioritaskan dua jurusan tersebut tak lain agar NU mampu melahirkan sarjana yang bukan hanya ahli di bidang keislaman, tapi juga ahli di bidang sains dan teknologi, juga ilmu sosial.
“Harapannya kader-kader NU lulusan Al Azhar di Indonesia bisa menjadi ahli di jurusan-jurusan tersebut,” terang Dubes Yaseer.
Dubes Yaseer juga menyinggung perihal hubungan baik antara NU dan Al Azhar yang secara ideologi mempunyai banyak kesamaan, terutama dalam manhaj maupun mazhab yang dianut. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Al Azhar dan NU memiliki visi serupa yang berkaitan dengan kemanusiaan dan perdamaian.
"Secara ideologi Mesir memiliki banyak kesamaan dengan NU yaitu Ahlussunnah Wal Jama’ah terutama dalam manhajnya Asy’ariyah dan mazhab fiqih juga tasawuf. Selain itu juga dalam gerakan kemanusiaan perdamaian dan juga moderasi beragama,” ucap dia.
Gus Yahya menyambut dengan gembira soal itu. Ia mengucapkan terima kasih atas kunjungan Dubes Yaseer ke PBNU. “Terima kasih saya merasa terhormat dan bahagia atas kunjungan ini,” kata Gus Yahya.
Kiai kelahiran Rembang itu juga bertekad memainkan peran NU di kancah internasional dengan maksimal. Terutama dari segi keagamaan dan politik moral kemanusiaan.
“Ada dua arena yang dimainkan oleh NU dan perannya sangat maksimal yang pertama agama dan kedua politik, tetapi bukan politik elektoral praktis hanya politik moral baik internasional maupun level nasional,” ucap Gus Yahya.