Cerita Gus Mus tentang Puisinya Berjudul Zaman Kemajuan: 'Ada Republik Rasa Kerajaan'
Senin, 16 Oktober 2023 | 12:45 WIB
Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, yang juga dikenal sebagai budayawan dan penyair, KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus membagikan kisahnya berjudul Sekadar Cerita di Facebooknya, Senin (16/10/2023).
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengawali tulisannya dengan mengenang era Orde Baru (Orba), yang berlangsung selama 32 tahun, 1966 hingga 1998.
Baca Juga
Puisi Gus Mus untuk Gus Dur
“Di zaman Orba, aku pernah menulis puisi balsem pendek berjudul ‘Zaman Kemajuan’, begini: inilah zaman kemajuan / ada serupa rasa jeruk dan durian / ada kripik rasa keju dan ikan / ada republik rasa kerajaan,” tulis Gus Mus.
Tak berhenti di situ, kiai yang dikenal akrab dengan Gus Dur itu pun mengisahkan respons hadirin ketika puisi itu dibacakan di depan khalayak.
“Alkisah; ketika puisi itu aku baca di acara 'Baca Puisi' yang diselenggarakan oleh PWI Jawa Tengah, tepuk-tangan hadirin gegap gempita,” ujar Gus Mus.
Penulis buku kumpulan cerpen Lukisan Kaligrafi (2003) itu pun menutup status pendeknya dengan risiko atas dibacakannya puisi pendek tersebut.
“Belakangan, setelah zaman Reformasi, sahabatku yang menjadi ketua panitia acara ‘Baca Puisi’ tersebut mengaku setelah acara tersebut dia 'diciduk' oleh 'yang berwenang',” ungkap Gus Mus.
Selain sebagai ulama, Gus Mus memang dikenal sebagai budayawan yang produktif menulis puisi, cerpen, dan melukis kaligrafi. Gus Mus kerap membacakan puisi-puisinya di depan publik dalam sebuah acara. Bahkan, ia pernah membacakan cerpen fenomenalnya berjudul Gus Ja’far di depan umum dalam sebuah haflah.