Nasional

KH Zawawi Imron Ciptakan Puisi untuk KH Wahab Chasbullah dan Komite Hijaz

Senin, 6 Februari 2023 | 10:30 WIB

KH Zawawi Imron Ciptakan Puisi untuk KH Wahab Chasbullah dan Komite Hijaz

KH D Zawawi Imron membacakan puisi tentang kiprah KH Abdul Wahab Chasbullah di Pendopo Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Ahad (5/2/2023). (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)

Jombang, NU Online 
Penyair senior KH D Zawawi Imron menulis sekaligus membacakan puisi khusus untuk KH Abdul Wahab Chasbullah di Pendopo Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Ahad (5/2/2023).


Pembacaan puisi dilakukan sebelum acara seminar internasional Kepeloporan KH Abdul Wahab Chasbullah dalam Komite Hijaz yang dihadiri perwakilan pesantren, organisasi pemuda dan mahasiswa.


"Saya kemarin membaca puisi di Jakarta, lalu sama KH Hasib Wahab diundang ke sini untuk bacakan puisi juga. Saya mencintai Kiai Wahab dan saya buat puisi untuknya," jelasnya.


Puisi yang diciptakan tersebut menceritakan tentang perjalanan KH Abdul Wahab Chasbullah ketika diutus KH M Hasyim Asy'ari menemui Raja Ibnu Saud lewat Komite Hijaz.


Puisi tersebut berjudul manaqib singkat KH Wahab Chasbullah dan dibacakan oleh KH Zawawi Imron di depan dzuriyah KH Abdul Wahab Chasbullah, santri, dan segenap tamu undangan.


Puisi tersebut ditulis KH Zawawi Imron dalam sebuah buku kecil dan dibawanya saat membacakan puisi di depan tamu undangan. Dengan suara yang lantang, puisi KH Zawawi berkali-kali mendapatkan tepuk tangan dari penikmat puisi.


"Puisi ini sebagian saya tuliskan di pendopo (Jombang) ini," katanya.

 

 Berikut bait lengkap puisi KH D Zawawi Imron.

Manaqib Singkat KH Wahab Chasbullah dalam Komite Hijaz


Selembar daun kering pun tak akan gugur ke bumi tanpa izin Allah
Tapi, yang akan saya kisahkan ini bukan sekadar daun kering yang gugur
Tapi, soal arah dan keyakinan
Adalah soal kiblat


Bagaimana kalau para pecinta dilarang ziarah ke makam-makam para pahlawan Islam
Di samping saat itu tersebar kabar rencana penggusuran situs-situs warisan peradaban Islam
Dan yang terasa sangat menyakitkan kalau benar terjadi ialah penggusuran terhadap makam suci Rasulullah saw


Cinta agama terasa terusik
Cinta kepada Rasulullah terasa dilukai


Tahun 1926 bagi umat Islam Ahlissunnah wal Jamaah adalah tahun kecemasan
Adalah tahun kekhawatiran 


Maka berkumpullah para ulama sejati di Surabaya
Untuk mencermati perubahan paham
Para ulama adalah ahli waris Nabi yang tidak boleh dunia terjerumus ke lembah kesesatan


Dalam kekhawatiran seperti itu 
Terpilihlah
Dan ditampilkanlah ulama muda yang sangat cerdas saat itu
Sekali lagi ulama muda yang sangat kreatif saat itu
Yang tidak lain adalah almaghfurlah KH Abdul Wahab Chasbullah 


Beliau pengemban amanah dari Komite Hijaz 
Yang berangkat ke tanah Arab
Untuk meluruskan masalah
Agar penguasa Makkah dan Madinah yang baru kembali menghormati paham 
Ahlussunnah wal Jamaah


Inilah peran Nahdlatul Ulama dengan mengurus KH Abdul Wahab Chasbullah
Yang terkenal cerdas dan peduli kepada umat


Kiai Wahab lincah daya pikirnya dalam renungan jiwanya
Serta tangkas permainan politiknya
Orang boleh berpaham yang berbeda
Tapi jangan ganggu keyakinan umat


Hari ini kita berkumpul di sini untuk mengenang sejarah
Dan bisa disimpulkan bahwa Komite Hijaz adalah sikap tegas Nahdlatul Ulama terhadap masalah internasional


Dan kejadian itu
Terjadi pada zaman penjajahan
19 tahun sebelum Indonesia merdeka 
Komite Hijaz yang aktornya adalah KH Abdul Wahab Chasbullah
Beliau adalah singa kebenaran
Yang mengajarkan sikap tegas dan pantang menyerah


KH Wahab Chasbullah adalah api
Tapi bukan sembarang api
Mbah Wahab adalah api yang menyala-nyala
Mbah Wahab adalah semangat yang berkobar-kobar


Siapa yang memungut apinya akan menyala dan berkobar untuk melanjutkan perjuangan beliau
Demi kejayaan Islam Nusantara


Siapa yang tidak mengambil semangat beliau
Hanya mendapatkan abunya
Tidak akan semangat dan akan malas untuk berjuang
Hidupnya akan melempem seperti kerupuk yang tak enak dimakan


Pertanyaannya sekarang
Kita yang berkumpul di sini akan mengambil apinya yang menyala
Atau ingin menjadi kerupuk yang melempem
Silakan 

Inna hadainahus sabiila, imma syakiron wa imma kufuron

Nahdlatul Ulama.. 
Kita bangkit bersama ulama


Kenapa bintang jumlahnya banyak
Yang 9 terang berseri
Kenapa kita ikut ulama
Karena ulama ahli waris Nabi 


Hubbul wathon minal iman
Cinta kepada tanah air adalah bagian dari iman
Kenapa kita harus cinta kepada bangsa dan tanah air
Kita semua minum air Indonesia
Menjadi darah kita


Kita makan beras dan buah-buahan Indonesia
Menjadi daging kita
kita menghirup udara Indonesia
Menjadi nafas kita


Kita bersujud di atas bumi Indonesia
Berarti bumi Indonesia adalah sajadah kita
Dan bila saatnya kita mati
Kita semua akan tidur dalam pelukan bumi Indonesia


Daging kita yang hancur membusuk akan bersatu kembali dengan harumnya bumi Indonesia


Jombang cintaku
Tambakberas sayangku
Jejakku ku tinggal di sini
Tapi senyummu ku bawa pergi 


Jombang, 5 Februari 2023


Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Syamsul Arifin