Jakarta, NU Online
Halaqah Dakwah Nasional 2017 bertema "Menjawab Tantangan Dakwah di Era Modern" yang dilaksanakan Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menghasilkan program strategis pembentukan Akademi Dakwah.
Ketua Umum MUI Pusat KH Ma'ruf Amin saat pembukaan kegiatan tersebut mengemukakan bahwa Akademi Dakwah yang akan dibentuk tersebut merupakan Lembaga Pendidikan bagi para dai atau penceramah dengan durasi waktu 2 sampai dengan 3 bulan berbasis peta dan pedoman dakwah.
Akademi tersebut dibentuk dalam rangka memperbaiki kegiatan dakwah secara menyeluruh baik pada dai, mad'u, maddah, manhaj, maupun wasilah dakwah.
Dengan hal tersebut harapnya proses dakwah semakin berkualitas dan mencerdaskan umat serta membawa umat kepada jalan kebaikan dan ketakwaan.
"Akademi Dakwah yang sedang dibentuk ini nantinya akan mendidik para dai (penceramah) Indonesia agar berstandar Internasional," ungkap Rais ‘Aam PBNU ini di hotel Rivoli Jakarta, Senin (13/11).
Kiai Ma'ruf menjelaskan juga bahwa dakwah harus memerankan fungsi tauhidul ummah (mempersatukan umat), tansiqul harakah (mensinkronkan gerakan dakwah), taswiyatul manhaj (menyamakan persepsi pola keagamaan Ahlussunnah wal-Jama'ah), dan himayatul ummah (melindungi umat) dari akidah dan pemikiran sesat.
Dakwah juga harus mampu melindungi umat dari muamalat yang haram dan konsumsi yang haram, termasuk membentengi umat Islam menghadapi rongrongan dari luar seperti upaya pemurtadan.
Halaqah yang dilaksanakan mulai Senin (13/11) sampai dengan Rabu (15/11) ini diikuti oleh peserta dari utusan Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI tingkat provinsi se-Indonesia. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)