Jakarta, NU Online
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai kondisi cuaca ekstrem selama bulan Juli.
Bulan ini merupakan puncak musim kemarau basah. Hujan masih sering terjadi disertai angin kencang.
“Kemarau basah ini diperkirakan akan terjadi sampai akhir Juli. Sehingga masyarakat perlu tetap waspada,” kata Pengurus LPBINU M Ali Yusuf kepada NU Online, Sabtu (16/7/22).
Ia menyebutkan, fenomena ini bukan yang pertama kali terjadi di Indonesia. Kemarau basah yang berdampak pada musim hujan sepanjang tahun di Pulau Jawa juga pernah terjadi pada tahun 2010.
“Pada masa tersebut terjadi kemarau, namun disertai dengan hujan atau dinamakan kemarau basah,” terang Ali.
Faktor lain yang menyebabkan hujan terus turun yaitu terjadinya fenomena La Nina yang menyebabkan suplai penguapan dan massa udara lebih banyak. Sehingga, jelas dia, potensi awan hujan juga banyak terbentuk.
“Dampaknya, musim kemarau kali ini bakal diiringi turunnya hujan dengan intensitas ringan hingga sedang, bahkan disertai angin kencang,” jelas dia.
Untuk itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir.
Potensi cuaca ekstrem itu bisa menyebabkan terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan lainnya.
“Jika situasi tersebut tidak dibarengi dengan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, maka kemungkinan buruknya akan menimbulkan dampak dalam bentuk korban jiwa, kerugian material maupun immaterial,” jelas dia.
Selain itu, Ali juga meminta masyarakat mewaspadai kejadian pohon tumbang. Pasalnya, cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang rawan mengakibatkan pohon tumbang.
“Untuk mengantisipasi adanya pohon tumbang, masyarakat perlu mendeteksi lingkungan masing-masing, adakah pohon tinggi, rimbun, atau sudah tua. Jika ada mohon untuk segera ditebang,” ucapnya.
Selanjutnya, Ali mengingatkan masyarakat untuk memperkuat genting atau atap rumah dan membersihkan saluran-saluran di lingkungan.
“Terapkan kesadaran membuang sampah pada tempatnya, hindari membuang sampah ke sungai yang dapat menyumbat aliran air,” tegas dia.
Tak ketinggalan, ia juga mengimbau masyarakat agar memperkuat ketahanan tubuh pada musim kemarau basah. Dengan demikian, mereka tidak mudah sakit.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin