Panasnya cuaca menguras energi lebih banyak saat bekerja di bawah terik matahari secara langsung. Di sisi lain, cuaca panas juga mempengaruhi kondisi psikologis
Yuhansyah Nurfauzi
Kolomnis
Suhu tinggi di siang hari akhir-akhir ini membuat aktivitas masyarakat terpengaruh. Meskipun ada sebagian masyarakat yang bekerja di dalam ruangan berpendingin udara, tetapi ketika berada di luar ruangan mereka merasakan perbedaan hawa yang sangat tajam.
Panasnya cuaca menguras energi lebih banyak saat bekerja di bawah terik matahari secara langsung. Di sisi lain, cuaca panas juga mempengaruhi kondisi psikologis. Kondisi badan maupun psikis yang letih akibat kepanasan memerlukan pemulihan dengan beristirahat sejenakdi siang hari yang terik.
Kulit di daerah tropis mudah berkeringat saat cuaca panas karena kelembaban udara yang tinggi. Keluarnya keringat menjadi penanda bahwa kulit bekerja keras untuk menguapkan air dari dalam tubuh.
Pengeluaran keringat tersebut bermanfaat untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal. Di sisi lain, keluarnya keringat membawa garam-garam yang bila berlebihan dapat membuat badan menjadi lemas.
Apabila cuaca panas tidak disikapi dengan baik maka dampak kesehatannya tidaklah ringan. Mulai dari dehidrasi hingga kelelahan berat dapat terjadi sehingga mengganggu produktivitas. Oleh karena itu, rehat sejenak di siang hari diperlukan untuk menjaga kondisi fisik agar tetap bugar.
Baca Juga
Manfaat Wudhu bagi Kesehatan Tubuh
Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengistirahatkan tubuh saat cuaca terik. Tidur siang sejenak merupakan istirahat terbaik yang dapat dilakukan dalam kondisi tersebut.
Dalam kitab Thibbun Nabawi, al-Hafiz Adz-Dzahabi menjelasakan tentang tidur siang sebagai berikut:
“Tidur siang hari ada resikonya. Ia mempengaruhi raut wajah, mengundang penyakit dan menjadikan orang malas. Ia mesti dihindari, kecuali pada waktu tengah hari yang sangat panas, sesuai dengan hadits Nabi Muhammadshallalahu ‘alaihi wasallam. Tidurlah barang sedikit, karena setan tidak akan pernah tidur.” (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, Thibbun Nabawi, [Beirut, Dar Ihyaul Ulum: 1990 M], halaman 43)
Kutipan tersebut menunjukkan bahwa tidur siang sejenak merupakan bentuk istirahat dan pemulihan fisik yang relevan saat cuaca terik. Namun, apabila tidur siang terlalu lama dapat menimbulkan beberapa keburukan seperti yang telah disebutkan di atas.
Apabila tidak memungkinkan untuk tidur siang, maka sekedar berbaring atau duduk dengan rileks di bawah keteduhan merupakan pilihan lainnya. Bagi orang yang bekerja di dalam ruangan, tidak sulit menemukan tempat teduh untuk beristirahat. Namun, bagi mereka yang bekerja di luar ruangan, tempat teduh sangatlah berarti untuk mendinginkan badan di antara teriknya mentari.
Meskipun suasana teduh sangat penting saat istirahat di tengah terik matahari, ada tuntunan untuk tidak beristirahat di batas area bayang-bayang. Area ini bisa membuat tubuh orang yang beristirahat berada sebagian di tempat terang dan sebagian di tempat gelap.
Semua tubuh yang seharusnya mendingin saat istirahat di keteduhan menjadi terganggu dengan sebagian anggota badan yang terkena panas. Batas antara area yang tersinari dan area teduh atau batas bayang-bayang gelap inilah yang hendaknya dihindari sebagai tempat untuk beristirahat.
“Diriwayatkan dari Jabirradiyallahu ‘anh bahwa Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam melarang orang tidur dengan sebagian tubuhnya berada di sinar matahari dan sebagian yang lain dalam keteduhan. Di antara hadits-hadits juga terdapat riwayat bahwa beliau melarang duduk dengan sebagian tubuh berada di sinar matahari dan sebagian yang lain dalam keteduhan. Ini adalah pernyataan-pernyataan dari al-Hafiz Abu Nu’aim.” (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, Thibbun Nabawi, [Beirut, Dar Ihyaul Ulum: 1990 M], halaman 43)
Beristirahat di tempat teduh bagi orang-orang yang bekerja di luar ruangan bisa dengan memanfaatkan lingkungan alam maupun naungan tanaman. Pohon-pohon yang rindang dan menghijau sangat bermanfaat untuk memperbaiki udara yang dihirup sehingga ketika berteduh di bawahnya seseorang akan memperoleh oksigen yang optimal. Jadi, selain keindahannya yang memukau mata, alam menyediakan potensi penyembuhan untuk fisik maupun psikis.
Udara yang dihirup sehari-hari dapat terpengaruh karena sinar matahari. Cuaca panas dan radiasi sinar kosmis dapat mempengaruhi kualitas udara. Ion-ion atau muatan-muatan listrik positif dan negatif yang terkandung pada udara juga mempengaruhi kebugaran fisik dan psikis. Semakin panas cuaca, maka perubahan ion-ion pada udara membuat tubuh secara psikis semakin merasa cepat lelah.
Kelelahan psikis erat hubungannya dengan otak. Apabila di siang hari yang terik otak tidak diistirahatkan sejenak, maka rentan menimbulkan stres. Pada siang hari, cahaya yang masuk ke mata akan diteruskan ke otak.
Kondisi ini mempengaruhi hormon-hormon di dalam tubuh sehingga menimbulkan perubahan terhadap kecemasan dan penggunaan energi. Energi yang dikeluarkan untuk fisik dan psikis serta perasaan seseorang dapat terpengaruh dari proses kerja kerasotakini.
Dengan berteduh di bawah kerindangan pohon dan menghirup udara segar, otak memperoleh asupan oksigen yang maksimal. Selain oksigen, warna hijau pepohonan juga mempengaruhi kondisi psikis seseorang yang berteduh di dekatnya. Warna hijau memang istimewa karena memiliki beberapa kelebihan.
Warna hijau yang dihadirkan oleh kebun-kebun, tanaman, dan alam terbuka lainnya dapat menurunkan kadar hormon pencetus kecemasan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Warna hijau, khususnya yang alami dapat dengan nyaman diterima oleh mata dan diteruskan ke otak untuk mengendalikan hormon-hormon yang terkait dengan kecemasan. Turunnya kadar hormon kortisol diikuti dengan naiknya imunitas sehingga mendukung kesehatan seseorang (Azhar, Cara Hidup Sehat Islami, [Bandung, Tasdiqiya Publisher: 2015], halaman 237).
Dalam kitab Thibbun Nabawi, al-Hafiz Adz-Dzahabi menyampaikan tentang keutamaan warna hijau sebagai berikut:
“Warna yang paling baik dipandang mata adalah hijau. Diriwayatkan dari Anas bahwa dari semua warna, yang paling menyenangkan Nabi adalah hijau. Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam mengagumi segala sesuatu yang hijau. Sebab, warnaini meningkatkan pandangan mata. Menurut Al-Bukhari, hal serupa juga dapat berkenaan dengan melihat air yang mengalir. Ia membantu mata dengan memperkuatnya. Ia juga melindungi kesehatan mata.” (Al-Hafiz Adz-Dzahabi, Thibbun Nabawi, [Beirut, Dar Ihyaul Ulum: 1990 M], halaman 254)
Upaya-upaya untuk pemulihan fisik dan psikis di atas dapat dilakukan di manapun dan secara simultan. Bila berada di dalam ruangan, seseorang bisa mengistirahatkan fisik dengan menggunakan suasana teduh yang ada. Demikian pula bila berada di luar ruangan, keteduhan dan rasa rileks bisa diperoleh melalui pohon-pohon yang menghijau dialam terbuka.
Memandang aliran air, termasuk saat wudhu sebelum shalat Zhuhur maupun sebelum tidur siang dapat pula meningkatkan kesegaran psikis dan menjaga kesehatan mata selama cuaca terik. Setelah melakukan upaya-upaya tersebut, dapat diharapkan aktivitas keseharian selanjutnya akan semakin lancar dengan energi yang optimal.
Yuhansyah Nurfauzi, apoteker dan peneliti di bidang farmasi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua