Syifa Arrahmah
Penulis
Jakarta, NU Online
Akhir-akhir ini perubahan cuaca terjadi begitu drastis. Suhu udara ketika siang hari terasa sangat panas dan menyengat. Sebaliknya, ketika malam hari suhu udara terasa dingin, dan keesokan harinya turun hujan.
Mengenai hal ini, Pengurus Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) M Ali Yusuf mengajak masyarakat untuk mengenali peristiwa anomali cuaca.
Disebutkan, anomali cuaca atau perubahan cuaca mendadak terjadi karena emisi gas rumah kaca, dan faktor-faktor lain seperti penebangan hutan, penggunaan listrik berlebihan, dan perubahan penggunaan lahan.
“Perubahan iklim atau cuaca disebut juga fenomena pemanasan global yang disebabkan peningkatan gas rumah kaca. Faktor lainnya disebabkan oleh kegiatan manusia seperti deforestasi, penggunaan lahan, dan lainnya,” terang Ali kepada NU Online, Selasa (31/5/22).
Ia mengatakan, perubahan iklim mengacaukan keseimbangan suhu bumi dan memiliki efek luas pada manusia dan lingkungan. Selama pemanasan global, keseimbangan energi dan suhu bumi berubah karena meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca yang memiliki dampak signifikan pada manusia dan lingkungan.
“Perubahan cuaca dan iklim di bumi mempengaruhi setiap makhluk hidup yang ada di dalamnya baik secara fisik maupun psikologis,” kata dia.
Ketidakseimbangan cuaca inilah yang menurutnya perlu diwaspadai masyarakat, dalam kondisi iklim yang berubah-ubah cuaca panas menyengat bisa berlangsung lebih lama tanpa diduga. Sebaliknya, curah hujan yang kian meningkat berpotensi menimbulkan banjir dan banjir bandang.
“Nah, pergantian yang mendadak ini juga tak jarang membuat terjadinya anomali pada suhu dan temperatur yang menyebabkan perubahan hawa panas dan dingin secara bergantian,” jelas Ali.
“Perubahan suhu yang mendadak dan rasa yang tidak nyaman ini menyebabkan banyak orang mudah menjadi sakit,” sambungnya.
Pasalnya, lanjut Ali, tubuh harus beradaptasi dengan perbedaan suhu yang cukup signifikan. Oleh sebab itu, perlu upaya untuk mengantisipasi cuaca ekstrem ini agar tubuh tidak mudah terserang penyakit yaitu menjaga daya tahan tubuh dengan menjalani pola hidup sehat.
“Jaga pola hidup dengan mengonsumsi makanan sehat dan bersih. Plus suplemen atau vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” pesan dia.
Dalam perubahan cuaca/iklim, dia juga mengingatkan bahwa manusia mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk setidaknya mengembalikan kondisi bumi agar menjadi lebih baik seperti sedia kala.
Berbagai upaya dan mitigasi, menurutnya, harus terus dilaksanakan secara besar-besaran untuk mengurangi dan mengatasi perubahan iklim dalam waktu yang cepat.
“Dengan menerapkan pola hidup ramah/peduli lingkungan, seperti menghemat energi dan air, kurangi sampah dan limbah, serta mulai rajin menanam pohon,” kata dia.
Upaya lainnya, tambah dia, meningkatkan kesiapsiagaan bencana untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta langkah yang tepat dan berdaya guna.
“Kesiapsiagaan dilaksanakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa, kerugian harta benda dan berubahnya tata kehidupan masyarakat,” imbuh Ali.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua