Ganjar Tanyakan Solusi Ekonomi untuk Pertahanan Nasional pada Debat Capres Ketiga, Anies: Perbesar GDP dan APBN
Ahad, 7 Januari 2024 | 21:50 WIB
Jakarta, NU Online
Calon presiden (Capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo menyoroti masalah anggaran pertahanan yang dinilai belum ideal. Pada debat capres ketiga, Ia menanyakan kepada Capres nomor urut satu Anies Baswedan, tentang solusi ekonomi pertahanan untuk mengejar ketertinggalan dan memastikan pertahanan Indonesia menjadi kuat.
"Anggaran pertahanan belum ideal. Tadi saya sampaikan kita perlu 1-2 persen dari PDB, sekarang masih 0,78 persen. Untuk beli alutsista masih harus utang dan utang kita di tahun 2023 naik dari 20,7 miliar dolar menjadi 25 miliar dolar. Padahal, target Renstra kita, perlu saya panjangkan, rencana strategi, minimum essential force di tahun 2024 tidak tercapai kira-kira karena sekarang hanya 65,49 persen dari target,” katanya dalam debat putaran ketiga Pilpres 2024, di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (7/1/2024) malam.
“Apa solusi ekonomi pertahanannya untuk kita bisa mengejar ketertinggalan dan kemudian menyelesaikan persoalan itu agar pertahanan kita menjadi strong?" lontar Ganjar ke Anies.
Capres nomor urut 1 Anies Baswedan menjawab dengan menggarisbawahi perlunya peningkatan pertumbuhan ekonomi sebagai fondasi utama. Menurutnya, anggaran pertahanan yang mencapai 1-1,5 persen dari PDB bisa diwujudkan dengan memperbesar GDP dan APBN.
“Dengan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkualitas, harapannya kita memiliki masukkan negara yang cukup,” kata dia.
Anies juga menyoroti pentingnya utang yang digunakan untuk aktivitas produktif yang meningkatkan kesejahteraan dan menumbuhkan perekonomian sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan APBN.
"Terkait dengan utang, utang yang digunakan untuk aktivitas produktif yang meningkatkan kesejahteraan menumbuhkan perekonomian itu juga salah satu cara untuk memperbesar APBN,” terangnya.
“Ketiga, bagaimana pajak kita diperluas basisnya, ditingkatkan efektivitasnya. Keempat, memastikan praktik-praktik koruptif dihilangkan," sambung Anies.
Ganjar menanggapi dengan menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi 7 persen menjadi kunci utama. Ia menyatakan bahwa alokasi 1-2 persen dari PDB menjadi keharusan agar belanja alutsista bisa dianggap sebagai investasi pertahanan.
Ganjar juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan sumber daya lokal untuk memaksimalkan investasi pertahanan.
“Tanknya dibuat di Pindad, helinya di PT DI (Dirgantara Indonesia), fregatnya ada di PT PAL,” tutur Ganjar.
Sementara itu, Anies menambahkan bahwa pemanfaatan sumber daya lokal harus diimbangi dengan investasi serius dalam sumber daya manusia, khususnya untuk ilmu-ilmu alutsista.
“Saya sepahaman tentang pentingnya dalam negeri, tapi tidak kalah penting ketika kita berbicara memastikan bahwa belanja alutsista itu bersih tidak melibatkan korporasi yang punya masalah dengan korupsi, dengan begitu maka bukan saya anggarannya efisien tapi tidak bocor di dalam alutsista,”