Nasional

Generasi Milenial Harus Miliki Pola Pikir Moderat dalam Beragama

Kamis, 10 Oktober 2019 | 06:00 WIB

Generasi Milenial Harus Miliki Pola Pikir Moderat dalam Beragama

Menag Lukman Hakim Saifuddin saat membuka resmi gelaran Pentas PAI di Asrama Haji Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (10/10). (Foto: Humas Pendis/Atiq)

Makassar, NU Online
Generasi milenial harus memiliki pola pikir dan sikap moderat dalam beragama. Pemahaman agama di kalangan generasi muda harapan bangsa ini harus dijaga dengan berbagai varian kegiatan. Salah satunya adalah Pentas Seni Islami yang diinisiasi Direktorat Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendis. 
 
“Pemahaman agama anak-anak kita sekarang adalah tanggung jawab kita bersama. Bukan hanya Kementerian Agama saja,” kata Menag Lukman Hakim Saifuddin saat membuka resmi gelaran Pentas PAI di Asrama Haji Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (10/10).
 
“Kami selalu mengembangkan pendekatan pembelajaran agama berbasis pemikiran kritis dan memiliki kelenturan intelektual,” ujar Menag Lukman.
 
Putra bungsu mantan Menag KH Saifuddin Zuhri ini mengingatkan bahaya radikalisme yang merasuki generasi muda oleh disinformasi ajaran agama dan hoaks melalui platform ponsel pintar (smartphone) dan wahana berteknologi lainnya.
 
Paparan radikalisme di kalangan generasi milenial, kata dia, menjadi fenomena yang cukup meresahkan. Generasi yang lahir pada pertengahan 1990-an hingga 2000-an merupakan pengguna gadget dan berbagai wahana informasi berbasis teknologi canggih. Sayangnya, mereka belum dibekali dengan kemapanan psikis dan spiritual.

Baca juga: Ketum PBNU Berharap Pentas PAI Kemenag Bawa Misi Islam Ramah
 
Dirjen Pendis Kemenag Kamaruddin Amin menambahkan, acara ini diharapkan dapat menyalurkan minat dan bakat siswa sekolah ke arah yang positif dan kontributif. Sehingga para siswa tidak terpapar radikalisme.
 
“Kita ketahui generasi milenial tak luput dari godaan ideologi radikal. Maka kita beri mereka saluran yang jelas agar dapat menangkap prinsip agama Islam yang rahmatan lil alamin,” kata Kamaruddin.
 
Dalam acara ini, lanjut Dirjen, para guru dan pengawas Pendidikan Agama Islam hadir untuk memastikan seluruh mata lomba mengarah pada ide utama Moderasi Beragama yang selama ini telah dikampanyekan oleh Kemenag.
 
Program Rutin
Usai pembukaan, Direktur PAI Ditjen Pendis Kemenag Rohmat Mulyana Sapdi menandaskan, Pentas PAI rutin digelar dua tahunan. “Tahun ini hampir 2000 peserta dan pendamping datang dari seluruh Indonesia,” ujarnya.
 
Desain kegiatan Pentas PAI, lanjut dia, adalah internalisasi nilai-nilai ajaran Islam sehari-hari dalam bentuk lomba. Ide-ide pluralisme akan masuk dalam tema-tema perlombaan seperti dalam lomba pidato, debat, nasyid, dan cerdas cermat.
 
“Dalam Pentas PAI kali ini, ada 10 cabang perlombaan yang akan dipertandingkan, yaitu MTQ, pidato, MHQ, Cerdas Cermat, Kaligrafi, Nasyid, Debat PAI, Kreasi Busana, Penulisan Cerita Remaja Islami, dan Lomba Karya Ilmiah Remaja,” tutur pria asal Tasikmalaya ini.  

Sebagai penanggung jawab teknis acara, Rohmat mengungkapkan, semua mata lomba merupakan aktualisasi tumbuh kembangnya minat dan bakat siswa dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai agama Islam.
 
“Kita berharap acara seperti ini menjadi tradisi kegiatan keagamaan peserta didik yang relevan dan kontekstual," pungkas mantan Sekretaris Balitbang Diklat Kemenag ini.
 
 
Kontributor: Mujib Rahman
Editor: Musthofa Asrori