Gubernur DKI Anies Baswedan Apresiasi NU Online Super App dan TVNU
Senin, 1 Maret 2021 | 07:45 WIB
Gubernur DKI Anies Baswedan ketika menyampaikan sambutan dalam peringatan Harlah ke-98 NU, di Masjid Istiqlal Jakarta, pada Sabtu (27/2) malam. (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Gubernur DKI Jakarta H Anies Rasyid Baswedan memberikan apresiasi atas diluncurkannya media resmi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di platform youtube TVNU Nahdlatul Ulama dan App NU Online Super App.
TVNU Nahdlatul Ulama adalah nama kanal Youtube resmi PBNU yang semula bernama 164 Channel Nahdlatul Ulama. Sementara NU Online Super App adalah sebuah aplikasi yang bisa diunduh di Playstore (s.id/nuonline) dan Appstore (s.id/nuonline_ios).
“Selamat diluncurkannya TVNU dan Super App (NU Online). Ini betul-betul masuk abad 21. Jadi kalau ada yang tanya, apakah NU sudah tua? Maka jawab NU masih muda dan perjalanannya masih panjang di kemudian hari," ucap Anies dalam peringatan Harlah ke-98 NU, di Masjid Istiqlal Jakarta, pada Sabtu (27/2) malam.
Atas peluncuran itu, Anies berharap NU dapat menjemput anak muda dan generasi muda yang akan memperpanjang kontribusi NU kepada bangsa, umat, bahkan untuk seluruh umat manusia sedunia.
“NU masuk dengan TV-nya dan super appnya, insyaallah menjemput anak muda dan generasi baru, yang akan memperpanjang kontribusi NU kepada bangsa, umat, dan seluruh umat sedunia,” tutur Anies.
“Selamat Harlah (ke-98 NU). Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan ridha-Nya atas semua ikhtiar kemajuan yang dilakukan NU,” imbuhnya.
NU sabuk pengaman Indonesia
Selain itu, Anies juga menyebut bahwa NU selama ini telah menjadi sabuk pengaman dalam perjalanan bangsa Indonesia. Hal itu tidak bisa dilepaskan dari peran ulama NU sampai usia 98 tahun saat ini.
“Perjalanan sejarah bangsa ini bukan dalam bentuk pidato saja. Tapi dalam kenyataannya, NU hadir menjadi salah satu pilar penjaga utama republik ini dan sabuk pengaman perjalanan bangsa kita. Itu tidak bisa dilepaskan dari peran para ulama NU sampai usia ke-98 tahun yang kita syukuri dengan rasa bangga,” kata Anies.
Menurutnya, NU punya peran yang sangat luar biasa dalam membangun perasaan keindonesiaan bagi sesama anak bangsa, selama hampir seratus tahun ini. Sedangkan tantangan ke depan yang harus dihadapi adalah membereskan masalah ketimpangan.
“Ketimpangan menjadi salah satu pekerjaan rumah yang besar untuk bangsa kita ke depan. Kemarin, NU mengambil peran menjadi pilar, pengaman, dan pembentuk perasaan keindonesiaan. Ke depan, NU terus menambahkan dengan menjaga peran mempersatukan atau menjaga persatuan,” harap Anies.
Ia menyebutkan pula beberapa ketimpangan yang terjadi. Di antaranya adalah ketimpangan di bidang pendidikan dan ekonomi. Karena itu, sulit membangun persatuan dalam kondisi ketimpangan. “Persatuan harus dibangun dalam perasaan kesetaraan,” ucapnya.
Anies menegaskan bahwa persatuan membutuhkan perasaan keadilan. Karenanya, gerakan zakat yang dilakukan NU diharapkan mampu menjadi penggerak yang efektif untuk membereskan ketimpangan.
Ia berharap, dalam perjalanan seratus tahun kedua nanti, NU mesti melakukan persiapan untuk menjadi lokomotif penumbuhan pengusaha di pondok pesantren seluruh Indonesia. Di dalam tubuh NU, harus dimunculkan pribadi-pribadi yang kreatif dan inovatif.
“Begitu pula di bidang pendidikan. Insyaallah NU terus menjadi sokoguru seperti perjalanan 100 tahun pertama,” katanya.
Senada, Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa NU harus terus melakukan perbaikan gerakan dalam memasuki usia 100 tahun dan menyongsong abad kedua. Pada berbagai gerakan kemasyarakatan, NU diharapkan melakukan berbagai upaya maksimal agar tidak tertinggal.
Upaya NU yang diharapkan Kiai Ma’ruf itu terutama dalam bidang ekonomi dan teknologi informasi. Hal tersebut bertujuan untuk mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya warga Nahdliyin.
“Secara nasional, pelaku usaha mayoritas adalah UMKM yang jumlahnya mencapai 99 persen. Dari jumlah tersebut, saya yakin banyak warga NU. Karena itu, NU perlu memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan para pengusaha kecil. Melalui infak, sedekah, dan wakaf,” tegasnya.
Di samping itu, NU perlu segera beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi yang telah menimbulkan disrupsi di berbagai kehidupan. Namun demikian, Kiai Ma’ruf mengakui bahwa NU sudah mengembangkan berbagai platform digital dalam banyak kegiatan yang dilakukan.
“Tetapi NU tetap perlu adanya penguatan, terutama dalam rangka mengharmonisasikan platform digital dan kontennya, sesuai dengan tuntutan aspirasi masyarakat, khususnya di kalangan milenial,” pungkas Kiai Ma’ruf.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad