Nasional

Harapan Besar Pembacaan 1 Miliar Shalawat: Persatuan dan Stabilitas Negara

Sabtu, 21 Oktober 2023 | 23:30 WIB

Harapan Besar Pembacaan 1 Miliar Shalawat: Persatuan dan Stabilitas Negara

Wakil Rais Aam PBNU, KH Anwar Islandar dalam kegiatan pembacaan 1 miliar shalawat nariyah di Masjid Al-Akbar Surabaya, Sabtu (21/10/2023) malam. (Foto: NU Online/Suwitno)

Surabaya, NU Online 

Wakil Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Anwar Islandar menaruh harapan besar pada pembacaan 1 miliar shalawat yang merupakan rangkaian peringatan Hari Santri 2023. 


Ia mengungkapkan, upaya pembacaan shalawat yang 1 miliar akan memberikan sumbangan bagi persatuan Indonesia.


"NKRI akan tetap jaya, Pancasila akan tetap jaya, Undang-undang 1945 akan tetap jaya, Bhinneka Tunggal Ika akan tetap jaya, persatuan Indonesia akan tetap jaya dan NU akan berada di sana salam mengawal persatuan itu," tuturnya.


Ia mengatakan, persatuan dan stabilitas Indonesia menjadi faktor penting yang perlu selalu dijaga karena akan menentukan masa depan bangsa. 


"Kita tahu hari-hari ini kita akan menghadapi peristiwa dan momentum penting bangsa ini momentum penting yang akan dihadapi seluruh bangsa ini itu adalah menentukan apakah bangsa ini tinggal landas menuju negara maju yang bisa memberikan kemakmuran dan kesejahteraan kepada rakyatnya atau bahkan sebaliknya. Itu momentum yang amat penting," papar dia. 


Dalam arahannya itu, ia juga mengatakan bahwa hak politik adalah hak setiap warga. Perbedaan adalah sebuah keniscayaan akan, tetapi penggunaan hak politik dan adanya perbedaan yang menjadi keniscayaan dari sebuah program dan proses demokrasi sama sekali tidak boleh merobek persatuan bangsa Indonesia.


"Apapun yang terjadi dan bagaimana pun yang terjadi persatuan Indonesia harus menjadi prioritas utama bagi kita sekalian. Dan NU berada dalam posisi seperti itu, NU berada dalam posisi menjaga dan menjadi pilar utama dari persatuan bangsa Indonesia," paparnya.


Menekankan pesan tersebut, Kiai Anwar mengingatkan bahwa santri memiliki peran dalam ruang yang melibatkan masyarakat,  tantangan, termasuk perjuangan.


"Hari santri adalah sisi lain, sisi lain dari karakter santri. Santri adalah anak-anak manusia yang ditakdirkan menekuni ilmu agama. Akan tetapi, santri bukan orang yang hidup dalam ruang kosong," ucap dia.


"Presiden Soekarno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan. Ternyata ada tantangan, sekutu dan kolonial yang tidak terima dengan kemerdekaan itu dan ingin merobek kemerdekaan itu. Para kiai tidak tinggal diam, atas perintah Mbah KH Hasyim Asy'ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama, kemudian membuat kesepakatan para ulama resolusi jihad," tutup dia.