Jakarta, NU Online
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) telah berusia 65 tahun sejak kelahirannya pada 2 Maret 1955. Di harlah tahun ini, Pimpinan Pusat IPPNU mengangkat tema Peran Pelajar Putri dalam Mengawal Kemajuan Generasi Masa Kini.
Ketua Panitia Pelaksana Harlah Ke-65 IPPNU Nur Inda Jazilah menyampaikan bahwa tema ini diambil sebagai upaya pemantik dalam penyiapan generasi masa kini untuk zaman yang akan datang.
"Harapan IPPNU sebagai satu organisasi yang menaungi pelajar putri mampu memberikan kontribusi nyata untuk menyiapkan generasi yang lebih mumpuni untuk menghadapi tantangan global," katanya di Pondok Pesantren Al-Hamid, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (2/3).
Tema ini, lanjutnya, diejawantahkan dalam satu kegiatan kelas menulis (Writing Clinic). Kegiatan ini diikuti oleh sejumlah anggota dan pengurus IPPNU pada Ahad (1/3) di Innovation Room Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) RI.
"Dengan diadakannya pelatihan ini, diharapkan baik anggota maupun pengurus IPPNU mampu mewarnai diskursus Islam dengan karya-karya yang sarat akan nilai moderat," ujarnya.
Pada harlah tahun ini, PP IPPNU memusatkan tasyakurnya di pesantren. Menurutnya, lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia ini menjadi basis dan fokus kaderisasi IPPNU.
"Pesantren dipilih karena kepengurusan saat ini, salah satu fokusnya adalah memperkuat basis organisasi di level pesantren dengan mendirikan komisariat tingkat pesantren," ujar alumnus salah satu kampus ternama di Belanda itu.
Dalam rangka mensyukuri harlah Ke-65 ini, PP IPPNU menginstruksikan kepada seluruh kadernya untuk membaca 65 ribu Shalawat Nariyah melalui surat bernomor 006/PP/S.Ins.PP/7455/XIX/II/2020.
Mengawali peringatan tasyakur ini, para santri beristighasah bersama dipimpin oleh Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hamid KH Lukman Hakim. Kegiatan ini dipungkasi dengan melantunkan shalawat bersama dengan Haddad Alwi.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan