Jakarta, NU Online
Kasus HIV/AIDS di Indonesia masih mengalami kenaikan. Kasus tersebut belum lama menghebohkan masyarakat Kota Bandung. Banyak kelompok usia produktif termasuk mahasiswa hingga ibu rumah tangga yang tertular.
Menyikapi peristiwa tersebut, Pengurus Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) dr Syifa Mustika mengatakan, untuk mencegah terinfeksi HIV/AIDS dalam keluarga adalah dengan saling setia pada pasangan.
Baca Juga
Hukum Islam Memandang Praktik Poligami
“Yang penting itu rasa kesalingan dalam berkeluarga. Saling setia,” kata dr Syifa kepada NU Online, Rabu (31/8/2022).
Pasalnya, terang dia, dalam beberapa kasus risiko tertular HIV akan lebih besar bila melakukan aktivitas seksual dengan banyak pasangan.
“Jadi, semakin sering seseorang bergonta-ganti pasangan, maka risiko terkena HIV/AIDS pun semakin besar,” terang dia.
Tidak hanya HIV/AIDS, menurutnya, aktivitas seksual yang tidak sehat juga berisiko menularkan penyakit seksual lainnya yang lebih berbahaya. Misalnya, klamidia, sifilis, dan herpes genital.
“Intinya, siapa pun yang aktif secara seksual berisiko terkena penyakit menular seksual (PMS),” ujar dia.
Baca Juga
Hukum Larangan Poligami
Ia kemudian memaparkan ketiga jenis PMS tersebut. Pertama, klamidia adalah salah satu penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri bernama Chlamydia Trachomatis. Penyakit ini bisa diderita oleh pria maupun perempuan.
Sedangkan sifilis adalah penyakit yang sangat menular melalui aktivitas seksual, termasuk seks oral dan anal.
“PMS ketiga yaitu herpes genital, bisa menyebabkan rasa sakit, gatal dan luka di area genital pengidap. Namun, pengidap bisa juga tidak mengalami gejala, tapi tetap bisa menularkan virus, bahkan ketika tidak memiliki luka yang terlihat,” papar dr Syifa.
Melansir US National Library of Medicine, penyebab umum penyakit menular seksual adalah bakteri, parasit, dan virus. Kebanyakan penyakit menular seksual menyerang pria dan wanita. Namun, dalam banyak kasus, masalah kesehatan yang ditimbulkan lebih parah pada wanita.
Hal ini terutama pada wanita hamil yang menderita penyakit menular seksual. Kondisi ini bisa menyebabkan masalah kesehatan serius bagi bayi dalam kandungan.
Terkadang, infeksi ini dapat ditularkan secara non-seksual, seperti dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan, hingga melalui transfusi darah serta jarum suntik yang dipakai bersamaan.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin