Kader IPPNU Harus Jadi Penggerak Bangkitnya Nahdlatut Tujjar
Jumat, 24 Januari 2020 | 03:00 WIB
Gubernur Jawa Timur, Hj Khofifah Indar Parawansa kala menyampaikan sambutan di Rakernas IPPNU di Gedung Serbaguna Hasbullah Said Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur. (Foto: NU Online/Syamsul Arifin)
Kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) sudah saatnya menjadi penggerak bangkitnya Nahdlatut Tujjar (Kebangkitan Saudagar). Organisasi yang didirikan almaghfurlah KH Wahab Chasbullah tersebut pada masanya turut memompa semangat kebangkitan ekonomi.
Demikian dikatakan Gubernur Jawa Timur Hj Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PP IPPNU di Gedung Serbaguna Hasbullah Said Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur. Rakernas dijadwalkan tiga hari, Kamis-Sabtu (23-25/1).
"Kami mohon kepada Bapak Wapres Kiai Ma'ruf Amin untuk memberikan semangat kepada anak-anak IPPNU. Mereka memiliki potensi luar biasa dan menjadi penggerak tumbuhnya Nahdlatut Tujjar. Baik melalui sistem online maupun sistem ofline," kata Gubernur Jatim.
Dirinya mengaku, bahwa di Jawa Timur sudah dicanangkan program One Pesantren One Product (OPOP) untuk mendorong pesantren mulai memperhatikan aspek kemandirian ekonominya melalui produk yang dibuat dan dikelola oleh pesantren itu sendiri. Hampir semua pesantren besar di Jawa Timur sudah bergabung dalam program ini.
“Di antaranya Pesantren Amanatul Ummah Mojokerto, Pesantren Langitan Tuban, Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pesantren Sunan Drajat Lamongan, Pesantren An-Nuqoyyah di Sumenep, Pesantren Modern Gontor Ponorogo, Pesantren Al Hikam di Malang, dan beberapa pesantren lainnya,” papar Khofifah.
Baca juga: PP IPPNU Dorong Santri Kuasai Dunia Digital dan Pengembangan Ekonomi
Perjalanan program ini, lanjut dia, juga sudah menyentuh pemanfaatan alat teknologi modern. Seperti pemasarannya tidak sekadar dipasarkan secara offline, tetapi juga mengoptimalkan market online.
"Hari ini, kita bismillah berupaya menembus banyak pasar tidak terkecuali pasar secara online," jelas Ketua Umum PP Muslimat NU ini.
Menurut mantan Mensos ini, pesantren dan santri memang harus sudah melek digital. Pasalnya, peran strategis dalam berbagai aspek kehidupan manusia sehari-hari mayoritas tidak bisa lepas dengan peran digital. Tidak terkecuali pada aspek pengembangan ekonomi.
Kendati begitu, diakuinya, hingga sekarang belum banyak pesantren yang betul-betul memanfaatkan peran digital dengan sebaik mungkin. Untuk itu, ke depan pesantren tidak boleh anti dengan dunia digital dan harus mulai menyiapkan para santri yang berkompeten di bidang ini.
"Ketika kita berhadapan dengan percepatan teknologi informasi digital terutama di bidang ekonomi, maka tantangan kita sebenarnya sangat kompleks. Produk dalam OPOP sudah nampak, tapi ketika sudah masuk ke pasar masih belum maksimal," imbuhnya.
Untuk diketahui, Rakernas diikuti oleh kurang lebih dari 30 Pimpinan Wilayah IPPNU di seluruh Indonesia. Forum musyawarah untuk merumuskan sejumlah kebijakan organisasi ini dibuka oleh Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin didampingi Menaker Ida Fauziah, Menkop UMKM Teten Masduki, Wamenag Zainut Tauhid, dan Khofifah Indar Parawansa.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Musthofa Asrori