Kenaikan Pangkat ASN Banyak Terkendala Persyaratan Karya Tulis
Sabtu, 20 Maret 2021 | 09:11 WIB
Menulis bukan persoalan sulit atau gampang. Untuk bisa menulis, yang dibutuhkan hanyalah kemauan menulis.
Jakarta, NU Online
Dalam proses kenaikan pangkat pegawai di beberapa tingkatan golongan, Aparatur Sipil Negara (ASN) diwajibkan memenuhi persyaratan berupa karya tulis. Persyaratan ini banyak menjadi kendala bagi ASN untuk naik pangkat, sehingga banyak ASN yang mandek pada level kepangkatan tertentu karena kurangnya kompetensi dan minat dalam menulis.
Beberapa oknum yang ingin menempuh jalan pintas, memaksakan diri untuk mengajukan kenaikan pangkat melalui cara yang kurang terpuji. Di antaranya melakukan tindakan plagiat atau mengambil karya tulis orang lain. Modus lain yang digunakan seperti meminta pihak ketiga untuk membuatkan karya tulis atas nama dirinya dan digunakan untuk kepentingan kenaikan pangkat.
Hal ini terungkap dalam Pelatihan Artikel Ilmiah untuk Jurnal bertema Ikatlah Ilmu dengan Tulisan yang diselenggarakan secara virtual Kerjasama Kementerian Agama RI dan Jurnal Madaris Direktorat GTK Kemenag RI, Sabtu (20/3).
Terkait dengan keterampilan menulis sendiri, salah satu pemateri dari Islamic Education Management FTIK Sunan Kalijaga Yogyakarta, Imam Machali mengatakan, keterampilan menulis bisa didapat seseorang melalui banyak latihan. Ia sendiri meyakini bahwa tidak ada teori menulis. Untuk bisa menulis, maka seseorang harus menulis. Ia menganalogikan kemampuan menulis sama seperti seseorang belajar sepeda atau berenang.
Terkait adanya orang belajar tentang teknik dan teori menulis, menurutnya hal tersebut merupakan belajar teori menulis bukan belajar menulis itu sendiri. Jika ada seseorang ikut pelatihan menulis tapi tidak pernah menulis, maka ia termasuk orang yang belajar teori menulis.
“Menulis bukan persoalan sulit atau gampang. Untuk bisa menulis, yang dibutuhkan hanyalah kemauan menulis, menulis dan menulis. Semakin kita sering dan disiplin menulis, maka akan semakin mudah menulis,” katanya pada acara yang diikuti oleh para pendidik dan pegawai Kementerian Agama tersebut.
Menulis menurutnya juga merupakan amal yang sangat monumental dalam kehidupan. Mengutip tokoh Pramoedya Ananta Tour, Imam mengatakan bahwa 'jika usiamu tidak sepanjang usia dunia maka sambunglah dengan karya. Di antara karya yang bisa bertahan lama adalah dengan menulis'.
Sementara untuk menjadikan sebuah tulisan berkualitas, seseorang harus banyak memiliki sumber dengan membaca. Menurutnya menulis dan membaca adalah satu kesatuan yang saling mendukung. Apa Lagi di era digital saat ini di mana semua hal banyak yang bisa diakses secara online, menulis menjadi hal yang sangat penting.
“Dengan banyaknya diakses oleh banyak orang, maka kemanfaatan akan lebih besar. Kemudian reputasi akan semakin tinggi,” ungkapnya.
Ia pun berharap melalui pelatihan ini, para ASN akan lebih memahami secara komprehensif tentang teori Karya Tulis Ilmiah yang nantinya bisa membantu proses kenaikan pangkat dan dimuat di jurnal-jurnal khususnya Jurnal Madaris.
Jurnal Madaris sendiri merupakan jurnal cetak dan elektronik yang terbit 6 bulanan atau 2 kali terbit dalam setahun yakni setiap bulan Juni dan Desember. Penerbitan pertama pada bulan Februari 2020. Jurnal ini menjadi media publikasi pendidikan madrasah, dokumentasi pemikiran yang berbasis pada pelaksanaan pendidikan madrasah, dan membantu guru dalam memperoleh angka kredit guna kenaikan pangkat/golongan.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan