Jombang, NU Online
Salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) almaghfurlah KH Bisri Syansuri diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Pengusulan gelar ini datang dari dorongan masyarakat, khususnya masyarakat Kabupaten Jombang, Jawa Timur karena kiprah dan perjuangannya yang dinilai cukup besar di masanya. Bahkan hingga kini perjuangannya masih dirasakan oleh banyak masyarakat.
"Karena ada dorongan dari beberapa masyarakat yang mengusulkan gelar kepahlawanan Mbah Bisri sebagai salah satu dari pendiri NU, kita dari keluarga ya merespons dengan baik," kata Cucu Kiai Bisri, KH Abdussalam Shohib kepada NU Online, Rabu (11/3).
Beberapa perwakilan masyarakat yang ingin Mbah Bisri dianugerahi Pahlawan Nasional mendatangi Dinas Sosial (Dinsos) Jombang, Selasa (10/3). Beberapa santri dan keluarga Kiai Bisri Syansuri juga ikut mendampingi mereka guna menyampaikan data terkait perjuangan Kiai Bisri Syansuri.
"Mereka melakukan presentasi dengan Dinas Sosial terkait sejarah beliau, kami ikut mendampingi," imbuh pria yang akrab disapa Gus Salam ini.
Dalam pandangannya, ada beberapa alasan yang memicu masyarakat berkeinginan Mbah Bisri disematkan gelar Pahlawan Nasional. Di antaranya karena Mbah Bisri ikut serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia pada zamannya. "Beliau pernah menjadi Komandan Markas Besar Ulama pada saat masa memperjuangkan kemerdekaan Indonesia," jelasnya.
Selain itu, Ketua Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang ini menambahkan, kakeknya merupakan orang yang cukup berjasa dalam bidang pendidikan kaum perempuan. Ide gemilang yang disertai dengan keberanian Mbah Bisri, pesantren putri pertama kali saat itu bisa berdiri. Dan hingga saat ini, pesantren yang menampung kalangan perempuan itu sudah sangat banyak ditemui di berbagai daerah.
"Yang kedua beliau adalah pencetus pesantren putri pertama minimal di Jawa Timur," ungkap Gus Salam.
Kiprah lain yang menjadi alasan masyarakat agar gelar pahlawan Mbah Bisri diakui sekala nasional adalah perjuangannya terhadap kemaslahatan keluarga. Adanya pengaturan terhadap jumlah anak atau keluarga berencana (KB) yang saat ini banyak digunakan oleh ibu-ibu tidak bisa lepas dari kiprah Mbah Bisri.
"Juga terkait perjuangan beliau memberikan pemikiran tentang undang-undang perkawinan yang kita pakai hingga saat ini," tambahnya.
Dirinya mengaku akan mengikuti peraturan-peraturan terkait pengangkatan gelar Pahlawan Nasional yang berlaku di Indonesia. Pada prinsipnya, keluarga besar Kiai Bisri Syansuri menyambut baik jika Mbah Bisri memang layak dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
"Kalau kita dari keluarga sifatnya normatif, karena ini dari masyarakat yang mengusulkan, kita normatif saja, mengikuti prosedur yang ada. Dan kalau kita diminta untuk memberikan data-data, ya kita berikan," tuturnya.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Muhammad Faizin