KH Miftachul Akhyar: Sesuatu yang Baik Pasti Ujiannya Berat
Selasa, 28 Maret 2023 | 11:00 WIB
Jakarta, NU Online
Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa sesuatu yang baik pasti berat ujiannya.
"Sebetulnya setan sendiri juga punya rasa takut kepada Allah, hanya dia kan tugasnya menggoda. Sebagai tanda manusia itu makhluk yang mulia, perlu digoda, perlu diganggu. Pokoknya sesuatu yang baik-baik pasti ujiannya berat. Sesuatu yang unggul, tinggi pasti ada gangguan, dan rintangan," ujar Kiai Miftach pada Ngaji Kitab Hadits Jami' As-Shaghir, Sabtu lalu.
Ia menganalogikan hal tersebut dengan seorang pencuri, bahwa seorang pencuri tidak mengganggu rumah-rumah yang jelek, rumah yang sudah bobrok. Tetapi yang diincar rumah yang baik-baik, rumah yang banyak simpanannya, banyak hartanya, banyak peralatan-peralatan pentingnya.
"Jadi pencuri itu akan menyasar, akan menyatroni rumah yang baik-baik. Lah itulah, maka kalau ada orang selalu diganggu setan, cobaannya berat. Kalau anda merasa berat dalam menjalankan perintah, karena banyak ujian. Ketahuilah bahwa sebetulnya orang tersebut orang yang baik," imbuhnya.
Lebih lanjut Kiai Miftach mengatakan bahwa orang yang memiliki potensi menjadi orang baik, jika menang melawan hawa nafsu, maka akan sukses. Tetapi sebaliknya jika angkat tangan, menyerah, akhirnya menjadi jelek juga.
"Jadi itu harus dipegangi. Sesuatu yang baik, sesuatu yang mulia, sesuatu yang bernilai tinggi pasti cobaan, dan gangguannya banyak. Karena memang itu untuk membuktikan betul-betul orang ini baik, perlu diuji, perlu dites," imbuh Kiai Miftach.
Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya tersebut menjelaskan bahwa kalau ada orang diuji, itu karena tidak memenuhi syarat. Memang ada satu, dua orang mempunyai kelebihan-kelebihan tidak diuji, tetapi tidak banyak orang seperti itu.
Kiai Miftach menegaskan kembali bahwa pencuri akan menjarah atau menyasar rumah-rumah yang baik, yang banyak perabotan berharga. Daripada rumah-rumah yang kosong, rumah yang rusak, yang tidak punya apa-apa.
"Ada orang yang tidak baik, tidak punya amal shaleh, tetapi kehidupannya terlihat tenang, jangan dikira itu baik," ungkapnya.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Fathoni Ahmad