Nasional

Kiai Anwar Zahid: Perjuangan RA Kartini Sejalan dengan Dakwah Rasulullah

Ahad, 18 September 2022 | 06:00 WIB

Kiai Anwar Zahid: Perjuangan RA Kartini Sejalan dengan Dakwah Rasulullah

Kiai Anwar Zahid saat ceramah pada Haul ke-118 RA Kartini di Rembang, Jawa Tengah. (Foto: NU Online/Hanan)

Rembang, NU Online
Dai kondang KH Anwar Zahid menyatakan bahwa perjuangan Raden Ajeng (RA) Kartini itu sejalan dengan jalan dakwah yang ditempuh oleh Rasulullah saw. Pernyataan ini ia sampaikan saat mengisi Haul ke-118 RA Kartini yang diselenggarakan di Alun-Alun Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (17/9/2022) malam.


“Sesungguhnya RA Kartini dikenal sebagai pejuang emansipasi wanita itu sangat selaras dengan ajaran-ajaran Islam. Bahwa Rasulullah Muhammad saw juga mengentaskan wanita,” jelas Kiai Anwar Zahid.


Dikatakannya, di zaman jahiliyah, wanita tidak ada harganya dan tidak ada nilainya. Bahkan di zaman jahiliyah, perempuan bisa diwariskan, dijadikan hadiah, atau bahkan biasa dijadikan sebagai taruhan perjudian.


“Saya baca dalam kitab Adabul Islam fi Nidhamil Usrah karya Abuya Sayyid Muhammad al-Maliki, di sana ada keterangan bahwa wanita zaman jahiliyah itu harganya lebih murah daripada segenggam pasir dan biasa dijual di pasar-pasar,” ungkap dai asal Bojonegoro ini.


“Itu dulu, Islam datang untuk mengangkat derajat wanita setinggi-tingginya. Sampai Nabi bersabda surga itu ada di bawah telapak kaki ibu,” lanjutnya.


Kiai Anwar Zahid melanjutkan penjelasannya bahwa baik-buruknya suatu negara atau daerah itu yang menentukan bukan lelaki di daerah tersebut, tapi ditentukan oleh wanita yang ada di sana.


“Kalau wanitanya baik, maka daerahnya baik, negaranya baik. Kalau wanitanya buruk, maka daerahnya dan negaranya buruk. Bahkan, negara dan daerahnya bisa hancur kalau wanitanya buruk,” ucapnya.


Annisa’ ‘imadul bilad. Wanita adalah tiangnya negara,” tambah Kiai Anwar.


Seorang santri tulen
Selama ini, banyak orang yang belum tahu bahwa sosok tokoh emansipasi wanita kelahiran Jepara, Jawa Tengah, ini juga seorang santri. Hal ini diungkapkan oleh Bupati Rembang, H Abdul Hafidz dalam sambutannya.


“RA Kartini mengaji Tafsir kepada Kiai Sholeh Darat Semarang dan meminta kepada beliau agar ada Al-Qur’an terjemahan,” bebernya.


“Haul ke-118 ini mudah-mudahan kebaikan-kebaikan beliau, mulai dari pendidikan dan keterampilan-keterampilan lain itu diterima oleh Allah. Sehingga Ibu Kartini dimasukkan di surga-Nya Allah,” harapnya.


Senada dengan Bupati Rembang, Kiai Anwar Zahid juga menambahi pelurusan sejarah mengenai RA Kartini. Menurut dia, yang perlu diluruskan adalah karena adanya imej di tengah masyarakat mengenai RA Kartini, terlebih ketika peringatan Hari Kartini itu identik dengan kebaya dan rambut yang disanggul.


“Padahal sesungguhnya RA Kartini itu adalah pahlawan nasional yang merupakan santri tulen. Beliau beberapa kali khatam ngaji Al-Qur’an, hafal Imrithi, khatam ngaji Tafsir Suratul Fatihah. Itu pula yang mengilhami surat-surat beliau yang kemudian dibukukan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang,” ujarnya.


Kiai Anwar Zahid juga berharap agar ke depannya peringatan Hari Kartini bisa diisi dengan khataman Al-Qur'an, diisi dengan lomba baca kitab Fathul Qarib. Alasannya adalah karena sosok RA Kartini juga khatam kitab tersebut.


“Mulai tahun depan, Kabupaten Rembang saat memperingati Hari Kartini harus beda. Diganti dengan khataman Al-Qur’an, lomba baca kitab, lomba hafalan Imrithi. Itu baru keren! Jangan diidentikkan dengan kebaya dan sanggul!” harapnya.


Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Musthofa Asrori