Kiai dan Umat di Balik Didirikannya NU menurut Gus Mus
Jumat, 30 September 2022 | 19:30 WIB
Rembang, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Musthofa Bisri mengungkapkan bahwa para Kiai pendiri Nahdlatul Ulama yang merupakan para pengasuh pesantren adalah sandaran masyarakat dalam berbagai hal. Mulai dari pendidikan agama sampai dengan hal-hal lain yang terkait dengan kehidupan seperti mencari kesembuhan dan kesuksesan usaha dengan minta didoakan kiai.
Para Kiai menurut Gus Mus telah benar-benar menjadi sosok panutan dan mengurus umat dengan kasih sayang. Inilah yang sering ia sebutkan bahwa yang dinamakan ulama/kiai adalah mereka yang memiliki belas kasihan dan melihat umat dengan kasih sayang.
Dengan fakta penting dan strategisnya posisi kiai di tengah-tengah masyarakat, maka pendiri Nahdlatul Ulama berinisiatif untuk menyatukannya dalam sebuah perkumpulan yang dinamakan dengan Nahdlatul Ulama.
Upaya penyatuan ini dalam rangka menguatkan kebaikan dan selaras dengan maqalah dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib: Al-haqqu bila nidhamin yaghlibuhul bathilu bi nidhamin. Kebenaran yang tak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir.
"Sekarang ini, (para Kiai) di-tandhim (diorganisir) menjadi organisasi. Maka organisasi Nahdlatul Ulama harus selalu mengembangkan perhatiannya kepada umat dan tuntutan-tuntunan umat apa saja yang harus dipenuhi oleh organisasi ulama ini," pintanya.
Langkah menyatukan ini menurut Gus Mus tidak berjalan mulus begitu saja. Bukan hanya pujian saja yang didapatkan dari niat luhur mendirikan Nahdlatul Ulama. Berbagai kritikan juga datang sebagai sebuah hakikat yang telah digariskan oleh Allah swt.
"Pada waktu itu (NU) didirikan, banyak kiai-kiai pesantren yang tidak setuju. Yang ngritik," ungkapnya saat Silaturahim PBNU dengan PWNU dan PCNU se-Jawa Tengah di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah pada Kamis (29/9/2022).
Dinamika ini menurut Gus Mus merupakan hal yang sudah ditakdirkan oleh Allah swt dan seiring dengan waktu terus terjadi di setiap periode kepengurusan Nahdlatul Ulama. Banyak kritik dan pujian menurutnya adalah sebuah hal yang telah dikehendaki oleh Allah swt.
"Itu semua (kehendak) Gusti Allah Ta’ala. Jadi terima saja apa yang ditetapkan oleh Allah swt. Apa-apa yang kita lakukan ini karena Allah yang menentukan. Kita cuma pasrah. Kita diperintahkan untuk berikhtiar, kita ikhtiar," katanya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan