Jakarta, NU Online
Dalam diri santri tak hanya melekat karakter khas dalam dunia pesantren, tetapi juga memiliki nilai-nilai luhur yang saat ini mampu menjadi pembangun karakter bangsa. Nilai-nilai luhur tersebut turut menjadi spirit santri dari berjuang mempertahankan kemerdekaan hingga mengisinya dengan pola kehidupan harmonis.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj spirit yang ditunjukkan santri seperti kemandirian, shaleh, ramah, dan senantias mengedepankan akhlak merupakan modal berharga untuk membangun karakter bangsa.
“Spirit kemandirian, kesederhanaan, keramahtamahan, keshalehan serta kehausan akan ilmu pengetahuan adalah nilai-nilai luhur dan agung yang dapat dioptimalkan menjadi kekuatan membangun karakter bangsa,” ujar Kiai Said beberapa waktu lalu usai peluncuran Hari Santri 2018 di Kantor PBNU Jakarta.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan itu mengatakan, santri sebagai komunitas, jejaring organisasi dan pergerakan telah terbukti dalam sejaran mampu menjadi stakeholders utama dalam memerdekakan bangsa Indonesia dari berbagai himpitan kolonialisasi.
Menurutnya, santri juga terlah terbukti efektif menjadi penggerak pembangunan yang mendinamisir kehidupan masyarakat sekaligus mampu bertindak sebagai penjaga persatuan dalam kebinekaan.
Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober menjadi energi positif bagi stakeholders pesantren untuk terus berpartisipasi dalam menjaga dan memajukan bangsa dan negara. Dedikasi tinggi kaum santri ini menjadi inspirasi tema Hari Santri 2018 yakni Dedikasi Santri untuk Indonesia Mandiri.
Sementara itu, Ketua Panitia Peringatan Hari Santri 2018 H Marsudi Syuhud menyampaikan ragam rangkaian peringatan mulai dari lomba, shalawatan, doa bersama, hingga apel kebangsaan.
Kegiatan itu dilakukan sebelum hingga setelah puncak peringatan Hari Santri 2018 yaitu pada 22 Oktober. Direncanakan rangkaian acara akan sampai 10 November 2018 atau Hari Pahlawan Nasional. (Fathoni)