Kongres Ke-18 Muslimat NU, Rais Aam PBNU: Islam Akui Kehormatan dan Kemuliaan Ibu
Senin, 10 Februari 2025 | 17:00 WIB
![Kongres Ke-18 Muslimat NU, Rais Aam PBNU: Islam Akui Kehormatan dan Kemuliaan Ibu](https://storage.nu.or.id/storage/post/16_9/mid/miftachul-akhyar-di-kongres-muslimat-nu-2025_1739183094.webp)
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Achyar saat sambutan di pembukaan Kongres Ke-18 Muslimat NU di Jatim Expo, Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (10/2/2025). (Foto: tangkapan layar Youtube)
Jakarta, NU Online
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Achyar mengatakan bahwa para ibu merupakan bagian terpenting dalam pembangunan sebuah bangsa dan negara. Mengutip penyari Mesir Hafidz Ibrahim, Ia menjelaskan bahwa ibu bagaikan sebuah madrasah.
Hal itu dikatakannya saat sambutan di pembukaan Kongres Ke-18 Muslimat NU di Jatim Expo, Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (10/2/2025).
"Islam mengakui kekuatan dan kemuliaan para ibu ini. Ibu ibarat madrasah, ibarat condro di muko, yang mengolah, mempersiapkan generasi-generasi yang akan datang, generasi yang mampu menyongsong bonus demografi pada puncaknya 2035 nanti, mampu menyiapkan generasi emas pada tahun 2045 nanti," katanya disambut tepuk riuh ratusan ribu Muslimat yang memadati arena tersebut.
Kiai Miftach juga mengingatkan, para ibu bukanlah sebutan yang rendah. Ia menegaskan bahwa di dalam Al-Qur'an juga banyak sekali disebutkan kata-kata tentang ibu.
"Jadi babonnya desa, babonnya negara, ibunya negara. Sampai di bahasa kita, kita mengenal ibu negara, ibu kota. Tidak ada bapak kota, bapak negara," katanya sambil nada agak bercanda.
Tak hanya itu, Kiai Miftah juga menegaskan bahwa kalau NU dan negara telah mempersiapkan ibu-ibu sebagai madrasah dengan sebaik-baiknya. Berarti NU dan negara telah mempersiapkan generasi yang harum namanya.
"(Generasi) yang mempunyai wibawa yang besar, yang akan mengharumkan bangsa dan negara, dan memakmurkan negara ini, ikut menyelenggarakan kemakmuran kesejahteraan dan keadilan," jelasnya.
Lebih lanjut, Kiai Miftach berharap agar Kongres tersebut dapat menghasilkan keputusan yang baik untuk keseluruhan, tanpa terkecuali.
"Semoga Kongres ke-18 ini, melahirkan keputusan yang maslahat dan manfaat, membawa kesejahteraan, membawa perubahan yang signifikan, dan perubahan," katanya.
Kongres Ke-18 Muslimat NU ini mengangkat tema "Merawat Tradisi, Menguatkan Kemandirian, dan Meneduhkan Peradaban." Kongres ke-17 sebelumnya digelar di Jakarta pada 24 November 2016 silam.
Dalam acara pembukaan, hadirin disuguhkan oleh penampilan Tari Saman Selamat Datang oleh siswa siswi SMP dan SMA YPS NU Khadijah Surabaya. Selain itu, tabuhan rebana serta Orkestra SMA NU Gresik juga turut mengiringi pembukaan acara.
Terpantau, nampak Presiden RI Prabowo Subianto beserta Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tampak telah hadir di tengah arena pembukaan Kongres.
Kehadiran Presiden Prabowo diiringi oleh sejumlah menteri, antara lain Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi, dan Menteri Sosial sekaligus Sekjen PBNU Saifullah Yusuf beserta beberapa tokoh lainnya yang telah lebih dahulu hadir dan menempati kursi undangan.