Nasional

KPAI Sebut Prinsip Perlindungan Anak di Satuan Pendidikan Belum Optimal

Ahad, 29 September 2024 | 15:00 WIB

KPAI Sebut Prinsip Perlindungan Anak di Satuan Pendidikan Belum Optimal

Ilustrasi anak-anak. (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Aris Adi Leksono mengungkapkan penerapan prinsip perlindungan anak untuk peserta didik di lingkungan pendidikan masih belum optimal. Menurutnya, peserta didik perlu digali pendapatnya untuk berkolaborasi dengan guru sehingga dapat mewujudkan iklim di satuan pendidikan yang saling mendukung.


Hal itu Aris sampaikan pada kegiatan Sosialisasi Transisi PAUD (Pendidikan Aanak Usia Dini) ke SD (Sekolah Dasar)/MI (Madrasah Ibtidaiyah) yang Menyenangkan dilaksanakan oleh Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) dan PP Muslimat NU secara daring pada Sabtu (28/9/2024).

ADVERTISEMENT BY OPTAD


“Bagaimana anak digali pendapatnya, anak digali untuk kemudian memunculkan kontrak pembelajaran, mewujudkan lingkungan pendidikan yang satu sama lain terjadi kolaborasi antara guru dan peserta didiknya, lah ini kadang tidak terjadi," ujar Aris.


“Ini penting bagaimana partisipasi yang terbaik bagi anak ini digali sehingga akan membuat iklim di satuan pendidikan itu, satu sama lain bisa saling support. Sehingga tumbuh kembang anak bisa berjalan maksimal,” imbuhnya.


Kemudian, kata Aris, masa transisi dari PAUD ke SD atau MI di semua satuan pendidikan perlu diterapkan kontrak belajarnya. Selain itu, penting bagi para guru untuk menciptakan hubungan baik dengan peserta didik dan orang tuanya.


“Kalo prinsip-prinsip ini diterapkan, saya yakin pondasi anak di usia PAUD ke SD ini akan semakin kuat dalam konteks menguatkan mental dan karakter yang utuh menjadi modal masa depan yang akan datang,” kata Aris.

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Lebih lanjut, Aris menjelaskan bahwa apabila tumbuh kembang peserta didik tidak maksimal maka akan mempengaruhi perkembangan anak di masa depan.


“Jadi kalo dari awal tumbuh kembangnya sudah tidak maksimal atau salah konsepsinya tentu akan berimplikasi terhadap masa depan mereka dan masa depan bangsa dan negara kita,” jelas Aris.


Membangun fondasi karakter sejak SD, menurut Aris, merupakan masa penting untuk penguatan mental. Hal itu merupakan bekal bagi peserta didik untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya.


“Saya setuju bahwa di masa PAUD dan SD adalah masa penting membangun pondasi karakter, membangun pondasi mental yang kuat untuk kemudian dia mampu beradaptasi dengan lingkungannya dengan baik tentunya,” pungkasnya.


“Dengan pondasi yang kuat dengan usia-usia berikutnya akan lebih mudah untuk kemudian berinteraksi sosial. Dia akan (siap) menerima pengetahuan baru,” tutup Aris.