Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatu Ulama KH Said Aqil Siroj menilai, media selama ini masih sering memberitakan aspek kekerasan berlatar agama ketimbang aspek kedamaiannya. Pemberitaan ini dianggap tak berimbang, mengingat kelompok garis keras di Indonesia tergolong minoritas.
<>
Menurutnya, Islam yang merupakan agama terbesar di Indonesia dianut oleh orang-orang yang mayoritas berpaham moderat. NU, misalnya, menjadi ormas Islam terbesar yang sejak awal mampu hidup harmonis dengan perbedaan.
Doktor Universitas Ummul Qura Mekkah ini menyatakan, NU memiliki 21.000 pesantren. Masing-masing pesantren mendidik ratusan hingga belasan ribu santri. Tak satu pun dari jumlah tersebut yang terlibat aksi terorisme.
“Tapi karena yang diberitakan yang keras-keras, akhirnya mereka nggak kelihatan,” katanya saat menerima kunjungan dari Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) Uni Indonesia Kawasan Barat di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (15/10).
Kang Said mengingatkan untuk berhati-hati dengan stigma kekerasan yang disemat kepada agama. Popularitas kelompok garis keras lebih disebabkan oleh sikap vokal dan ekspos media.
Penulis: Mahbib Khoiron