![Membentuk Habit Positif Ala Fahruddin Faiz](https://storage.nu.or.id/storage/post/16_9/mid/fahruddin-faiz-indi_1739016925.webp)
Fahruddin Faiz saat menyampaikan materi dalam sesi Al Hikam Talk 1 pada Festival Ilmiah Santri Al Hikam, Malang, Sabtu (8/2/2025). (Foto: NU Online/Indi)
Malang, NU Online
Pakar Filsafat mengungkapkan pandangannya tentang pentingnya membangun kebiasaan atau yang tepat dalam kehidupan untuk meraih tujuan. Ia menekankan bahwa habit bukanlah sesuatu yang bersifat tetap, melainkan dapat dibentuk dan disesuaikan dengan keinginan. Hal itu ia sampaikan dalam sesi Al Hikam Talk 1 pada Festival Ilmiah Santri Al Hikam, Malang, Sabtu (8/2/2025).
"Habit itu bukan harga mati, tidak. Habit itu sesuatu yang kita bentuk. Kita bisa jadi apa saja sesuai dengan keinginan kita," ujar Faiz.
Ia menambahkan, untuk mencapai hal itu, manusia hanya perlu membentuk diri sesuai dengan kebiasaan yang cocok dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Menurutnya, dalam diri manusia terdapat enam alat penting yang dapat dimanfaatkan untuk membentuk habit yang efektif dan mengejar hidup ideal. Faiz menjelaskan bahwa alat pertama adalah akal, yang sering kali hanya dipahami sebagai kecerdasan intelektual. Kedua, panca indera atau kemampuan untuk merasakan dunia sekitar.
Ketiga, naluri atau insting yakni kemampuan alami untuk menangkap informasi secara instingtif. Keempat, nurani atau penggunaan perasaan untuk memahami orang lain dan berempati.
“Hidup dengan sesama manusia itu perlu banyak nurani yang hidup. Kalau nuraninya hidup, biasanya kita bisa meng-empati kepada orang lain. Kita bisa memposisikan diri di posisi orang lain,” papar Faiz.
Kelima, intuisi atau pengetahuan yang muncul dari pengalaman pribadi dan refleksi. Keenam, imajinasi atau kemampuan untuk memvisualisasikan dan menciptakan sesuatu yang baru dari informasi yang dimiliki.
“Itu kecanggihan kita mengelola informasi yang dimiliki untuk melahirkan sesuatu yang baru,” tutur Doktor Filsafat Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, tersebut.
Faiz juga memberikan beberapa langkah praktis untuk membangun habit yang mendukung pencapaian tujuan. Pertama, penting untuk memiliki tujuan yang jelas, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Tanpa tujuan yang jelas, seseorang akan kesulitan mengukur kemajuan dan kesuksesan.
“Orang yang punya tujuanlah yang bisa bilang, Saya maju atau belum maju. Saya sukses atau belum sukses,” ungkapnya.
Kedua, menentukan nilai-nilai yang ingin dipegang teguh dalam hidup. Nilai-nilai tersebut harus disesuaikan dengan tujuan hidup, agar seseorang bisa merasa konsisten dan sesuai dengan prinsipnya.
Values, nilai. Setiap kita punya nilai sendiri yang ingin kita tegakkan. Nilai yang ingin kita hidupkan. Mari dievaluasi itu, cocok tidak dengan tujuan saya,” terangnya.
Ketiga, memiliki lingkungan yang mendukung. Ia menyebut, Membangun kebiasaan yang baik akan sulit tercapai tanpa dukungan dari orang-orang di sekitar. “Sulit membangun habit kalau tidak punya circle yang cocok,” jelasnya.
Terakhir, Faiz menekankan pentingnya memiliki kesadaran resiliensi. Ketangguhan untuk bangkit kembali setelah kegagalan adalah kunci untuk tidak mudah menyerah dalam mengejar impian.
“Ketangguhan untuk fight back seandainya gagal. Hal biasa, orang sukses atau gagal, yang terpenting jangan putus asa,” pungkasnya.