Nasional

Menag: PTAI Harus Bisa Mengikuti Perkembangan Zaman

Sabtu, 28 April 2012 | 12:00 WIB

Samarinda, NU Online
Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan, Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Hal itu diungkapkan Menag ketika meresmikan Gedung Ma’had Aly dan Gedung Syariah, sekaligus membuka program pascasarjana STAIN Samarinda, Jum'at (27/4).<>
Pada kesempatan itu, Menag juga berkeinginan agar kurikulum PTAI dievaluasi sehingga lulusannya bisa menjawab tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat. Hadir dalam acara tersebut Wagub Kaltim, Pimpinan DPRD, Ketua MUI, Kakanwil, Direktur Pendidikan Tinggi Islam, serta Civitas Akademika dan mahasiswa STAIN Samarinda.

Menurut Menag, selama ini konsep ilmu masih dipahami secara dikotomis, agama dan non agama. Ilmu agama dipahami sebatas tentang akidah, akhlak, fiqih, serta Al-Qur’an dan hadits. Sementara kedokteran, biologi, astronomi, dan ekonomi, dianggap sebagai ilmu yang jauh dari nilai-nilai agama. “Ini pemahaman yang keliru dan harus diluruskan,” tegas Menag.

Menag menilai bahwa pengembangan tafsir tematik dalam kajian Al-Quran bisa menjadi salah satu cara mempertemukan bidang kajian ilmu agama dan sosial-eksakta. Selama ini masih banyak ayat-ayat kauniyah dalam Al-Qur’an yang belum terbahas. 

Melalui tafsir tematik, diharapkan bisa dilakukan kajian yang lebih luas, mencakup berbagai disiplin ilmu, sehingga bisa memberikan kemanfaatan pada masyarakat, terlebih jika tema dimaksud relevan dengan konteks masyarakat Kalimantan misalnya. “Bisa tidak tafsir tematik menjadi mata kuliah wajib?” tantang Kemenag.

Sejak 2008, Kemenag, melalui Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, sudah menginisiasi pengembangan tafsir tematik. Hingga tahun 2012 ini, setidaknya sudah terbit 21 buku tafsir tematik yang mengangkat tema-tema sosial seperti Hubungan Antar Umat Beragama dan Pemberdayaan Kaum Dhuafa dalam perspektif Al-Qur’an. Bahkan sejak 2010, lajnah sudah menerbitkan 6 tafsir dengan tema eksakta, seperti Jagat Raya, Bumi, dan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits. 

 

 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Redaktur : Syaifullah Amin 


Terkait