Menag Yaqut: MTQ, Syiar Islam dalam Jaga dan Bumikan Al-Qur'an
Rabu, 12 Oktober 2022 | 22:10 WIB
Menag Yaqut Cholil Qoumas saat melantikDewan Pengawas, Dewan Hakim, dan Panitera Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-29 Tahun 2022 di Kalimantan Selatan (Kalsel). (Foto: Biro HDI)
Banjarbaru, NU Online
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) melantik dan mengukuhkan Dewan Pengawas, Dewan Hakim, dan Panitera Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-29 Tahun 2022 di Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu (12/10/2022).
“MTQ ini menjadi salah satu bukti pemerintah sangat peduli dengan syiar Islam. Menjaga dan membumikan Al-Qur’an agar terus menjadi pegangan utama kaum muslimin,” kata Gus Yaqut dalam status Facebook pribadinya, Yaqut Cholil Qoumas, Rabu (12/10/2022) malam.
“Malam ini secara resmi MTQ akan dibuka Wakil Presiden (KH Ma’ruf Amin-red). Yang mau nonton, bisa di rumah masing-masing, karena akan disiarkan secara live melalui TVRI. Stay tune,” ajak GusMen, sapaan akrabnya.
Dilansir dari situs resmi Kemenag, prosesi pelantikan Dewan Pengawas, Dewan Hakim, dan Panitera ditandai dengan pemakaian baju toga oleh Menag Yaqut kepada Dewan Hakim.
Sementara kata sumpah jabatan dibacakan oleh Ketua Dewan Pengawas sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar. Mereka yang dilantik terdiri dari 7 Dewan Pengawas, 135 Dewan Hakim, dan 26 Panitera. Ketua Dewan Hakim terpilih yakni Prof Dr Said Agil Husin Al-Munawar.
Menag Gus Yaqut mengatakan bahwa salah satu unsur penting dalam perhelatan MTQ Nasional ke-29 tahun 2022 ini adalah keberadaan para dewan hakim. “Kesuksesan perhelatan ini banyak ditentukan kualitas para dewan hakim dalam memberi penilaian secara objektif dan profesional,” ujarnya dikutip dari situsweb Kemenag.
“Untuk itulah, dalam pelantikan Dewan Hakim Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-29 Tahun 2022 ini, saya mengajak kita semua untuk kembali menegaskan komitmen menjaga kesucian dan spirit al-Qur’an,” sambungnya.
Dalam kurun 10 tahun terakhir, lanjut Menag, penyelenggaraan MTQ Nasional mengalami perkembangan signifikan. Perbaikan-perbaikan terus dilakukan demi menyempurnakan even besar ini agar semakin kompetitif dalam melahirkan para juara.
Salah satu perbaikan itu, kata Gus Yaqut, adalah menyiapkan para dewan hakim yang profesional dan kompeten. Menurut dia, bukan perkara mudah menjadi dewan hakim dalam even MTQN.
Tiga pesan Menag
Membawa nama Al-Qur’an, lanjut Gus Men, tentu berdampak besar terhadap psikologis kegiatan ini. Salah (sedikit) saja mengaplikasikan ilmu perhakiman, maka akan berakibat fatal dan berdampak pada kekhusyu’an MTQ.
“Karenanya, saya ingin menggarisbawahi perlunya tiga hal selalu hadir dan dipegang erat oleh para dewan hakim,” tutur putra KH Cholil Bisri Rembang ini.
Pertama, MTQ adalah momen mewakafkan ilmu dan amaliah bagi lahirnya generasi Qur’ani yang berkualitas. Ia berpesan agar jangan menjadikan posisi dewan hakim ini sebagai loncatan untuk tujuan popularitas atau yang lainnya.
“Lakukan tugas dengan penuh ketundukan dan keberpasrahan hanya demi dakwah Islam,” pinta Gus Yaqut yang juga Ketua Umum GP Ansor ini.
Kedua, menjaga sportivitas dengan menjadikan netralitas sebagai pijakan dasar. Ia mengingatkan, bisa jadi ada hubungan emosional kedaerahan, kesukuan, atau latar belakang almamater dan lainnya.
“Jauhkan itu semua. Saatnya menjadi orang yang terasing dari kepentingan golongan dan kelompok, karena tugas dewan hakim adalah berada di garis netral,” tuturnya.
Ketiga, pesan Gus Men, jalankan tugas secara profesional dan terbuka. Hindari hal-hal yang memungkinkan melahirkan kecurigaan. “Kami percaya Bapak dan Ibu Dewan Hakim ini adalah orang-orang pilihan yang tidak hanya cakap secara keilmuan. Namun, juga memiliki kapasitas keberislaman yang baik,” ujarnya.
Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Syakir NF