Menkes Budi Ungkap Pentingnya Transformasi Kesehatan untuk Indonesia Maju
Jumat, 11 Agustus 2023 | 23:00 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin saat berpidato pada Rakernas LK PBNU di Semarang, Jawa Tengah. (Foto: YouTube NU Online)
Jakarta, NU Online
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa Indonesia perlu mentransformasi kesehatan untuk mencapai kemajuan. Sebab, saat ini kemajuan Indonesia masih berada di level tengah.
“Penentu masa depan bangsa salah satunya melalui jalur pendidikan dan kesehatan. Jika masyarakatnya tidak pintar dan tidak sehat, maka cucu dan cicit kita tidak akan bisa mengalami dan mendapati negara menjadi maju. Karena akan selalu menjadi negara menengah saja,” tutur Menkes Budi dalam YouTube NU Online, Jumat (11/8/2023).
Pada momen Rapat Kerja Nasional Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Rakernas LK PBNU) itu, Budi mengaku telah bekerja sama dengan salah satu Ketua PBNU, yaitu Hj Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid dalam mengatasi masalah stunting.
Karena menurutnya orang yang mengalami stunting kemungkinan memiliki kecerdasan yang rendah. Jika kecerdasannya rendah maka pekerjaan yang didapatkan juga tidak mampu menaikkan pendapatan negara. Akibatnya negara tidak akan maju-maju.
“Hanya ada satu kesempatan dalam sejarah bangsa di dunia untuk mencapai kemajuan, yaitu pada puncak bonus demografi. Yakni, saat usia masyarakat yang produktif sedang tinggi-tingginya. Di Indonesia 7-12 tahun lagi baru bisa mengalami hal itu,” tandasnya.
Menkes Budi mengungkapkan bahwa untuk memastikan bangsa Indonesia siap menjadi negara maju maka ada transformasi kesehatan yang harus dilakukan setidaknya empat hal. Pertama, transformasi di layanan primer yang sifatnya menjaga orang agar tetap sehat. Bukan mengobati orang yang sakit.
“Tugas menjaga bangsa kita agar tetap sehat itu yang paling penting. Caranya dengan mengatur makan dan olah raga. Cara mengecek kesehatan melalui empat hal juga, yakni mengecek tekanan darah, kolesterol, gula darah, dan mengukur perut agar tidak terkena kanker,” paparnya.
Kedua, lanjut dia, transformasi rumah sakit. Salah satunya dengan menyediakan alat-alat penting kesehatan di rumah sakit yang rerata masih belum terpenuhi di seluruh rumah sakit.
“Termasuk juga mentransformasikan para dokter yang masih kurang akibat banyaknya dokter yang tidak membuka praktik. Ketiga, transformasi obat-obatan. Keempat atau terakhir, transformasi pembiayaan kesehatan,” pungkasnya.