Jakarta, NU Online
Menteri Agama Republik Indonesia, H Yaqut Chalil Qoumas mengajak masyarakat untuk menjadikan momentum hari raya Idul Fitri 1442 Hijriyah dan kenaikan Yesus Kristus atau Isa al-Masih untuk mempererat toleransi antarumat beragama di Indonesia.
Menurut Gus Yaqut, sapaan karibnya, setidaknya terdapat pesan keagamaan dari Idul Fitri atau lebaran dan kenaikan Yesus Kristus bagi umat beragama yang merayakannya, serta pesan-pesan universal bagi seluruh umat manusia.
"Meskipun momen hari raya Idul Fitri dan kenaikan Yesus Kristus ini diperingati dalam suasana pandemi Covid-19. Namun, dengan penuh kesederhanaan dan keterbasatan, tanpa mengurangi makna dan pesan keagamaan kedua perayaan dan peringatan ini," katanya dalam acara Halal Bihalal Digital Lintas Iman yang diselenggarakan oleh Institute of Social Economic Digital (ISED) dan Nasarrudin Umar Office (NUO), Selasa (18/5) sore.
Bagi umat Islam, imbuhnya, melalui puasa dan ibadah lainnya yang telah dijalankan selama Ramadhan adalah untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, sehingga menjadi spirit baru untuk menyebarkan kebajikan dan rahmat bagi seluruh alam.
Ketakwaan yang tercermin tidak hanya kesalehan secara personal, tetapi juga kesalehan dan kepedulian sosial untuk bersama-sama membangun bangsa.
Sementara bagi umat Kristiani, melalui peringatan kenaikan Yesus Kristus, ada pesan agar umat senantiasa bersukacita dan semangat melayani, bahkan di kehidupan yang penuh penderitaan sekalipun.
"Karena Tuhan selalu ada bersama umat di masa yang paling sulit sekalipun," tambah Alumni Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah.
Sarjana lulusan Universitas Indonesia Jurusan Sosiologi itu menyampaikan, pesan tersebut sangatlah penting. Apalagi di tengah pandemi, di mana masyarakat sedang bersama-sama melawan wabah Covid-19 yang membutuhkan solidaritas kebersamaan.
"Membangun bangsa ini urusan bersama, bukan urusan satu agama ataupun golongan. Maka kita harus bisa saling berbaur, bersatu, untuk bisa melakukan tugas-tugas kemanusiaan," paparnya.
Melalui acara yang mengangkat tema "Sambung Rasa Persaudaraan antarumat Beragama dan Penghayat Kepercayaan" tersebut, Gus Yaqut mengajak untuk terus meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama. Tidak hanya sebagai simbolis, berupa perayaan-perayaan ataupun peringatan keagamaan, tetapi juga dalam kehidupan keagamaan dan sosial harus terus ditingkatkan.
"Sikap moderat dalam beragama ataupun moderasi beragama diyakini dapat memupuk sikap toleransi dan kerukunan umat beragama," ujarnya.
Untuk itu, seluruh umat beragama diharapkan memiliki cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam perspektif jalan tengah, yang melindungi martabat kemanusiaan.
Kontributor : Disisi Saidi Fatah
Editor: Syamsul Arifin