Surabaya, NU Online
Wakil Sekjen PBNU H Abdul Mun’im DZ menyampaikan ceramahnya dalam Sarasehan Nasional Kritik Film Senyap dan Sejarah PKI yang digelar Direktorat Sejarah Kemendikbud Jatim dan Masyarakat Sejarawan Indonesia Jatim di Surabaya, Sabtu (30/5) kemarin.<>
Menurut Mun’im simpati kepada para korban PKI jangan sampai melupakan kekejamannya. "Sejarah harus ditulis secara proporsional,” kata penulis buku Benturan NU-PKI 1948-1965 ini.
Terkait penyebaran film bertajuk “Senyap” atau ''The Look of Silence'' yang antara lain berkisah tentang kisah hidup para keluarga eks PKI, menurut Mun’im, film ini malah mengacaukan sejarah.
“Film ini lemah secara sinematografi karena alurnya jauh dari skenario yang dimaui sendiri, tak ada pendalaman peristiwa, tak ada ketegangan,” katanya.
Secara historiografi, tambahnya, film Senyap lemah karena hanya menampakkan penggalan sejarah yang tak tersambung satu sama lain. Film karya sutradara Amerika Serikat Joshua Oppenheimer ini tidak layak disebut film tapi reportasi jurnalistik yang gagal, katanya.
“Satu-satunya kekuatan film ini hanyalah karena mendapatkan dukungan politik dunia internasional,” kata Mun’im DZ dalam sarasehan yang dihadiri sejarawan Unesa Surabaya Prof Aminuddin Kasdi, Ketua Umum Masyarakat Sejarawan Indonesia Restu gunawan dan beberapa saksi sejarah peristiwa 1965. (Red: Anam)