NU Care-LAZISNU Bersama BSN LPBINU Luncurkan Program Pelatihan Masjid Hijau dan Inklusif
Sabtu, 29 November 2025 | 19:00 WIB
Peluncuran Masjid Hijau & Inklusif di Masjid Al Anwar, Jakarta Barat, Sabtu (29/11/2025) (Foto: dok NU Care-LAZISNU)
Jakarta, NU Online
NU Care-LAZISNU bersama Bank Sampah Nusantara (BSN) unit kerja Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PBNU meluncurkan program pelatihan Masjid Hijau & Inklusif atau Green Mosque di Masjid Al-Anwar, Jakarta Barat.
Masjid ini menjadi titik pertama pelaksanaan program yang bertujuan membangun kesadaran lingkungan, pengurangan sampah, hingga penguatan masjid sebagai pusat edukasi ramah lingkungan dan inklusif.
Pelatihan ini merupakan bagian dari inisiatif NU Care Hijau, dengan BSN sebagai pelaksana teknis utama yang selama ini juga menggerakkan program Pesantren Hijau di berbagai daerah.
Manager Fundraising NU Care-LAZISNU, Wahyu Noerhadi menyampaikan bahwa isu lingkungan semakin mendesak untuk ditangani secara kolektif, terlebih melihat beragam bencana yang terjadi akhir-akhir ini.
Ia menegaskan bahwa NU Care-LAZISNU memiliki lima pilar program, salah satunya pilar NU Care Hijau yang fokus pada lingkungan. Wahyu menjelaskan bahwa manusia memiliki tanggung jawab sesama yang besar dalam isu lingkungan.
“Salah satunya ini, NU Care Hijau, yang fokus di program-program isu-isu lingkungan, apalagi saat ini kita mendengar bencana musibah yang melanda bangsa Indonesia. Ini saya pikir tanggung jawab kita juga, sebagai manusia, sebagai khalifah fil ardh," ujarnya di Masjid Al Anwar, Jakarta Barat, Sabtu (29/11/2025).
Wahyu menegaskan bahwa NU Care-LAZISNU telah bermitra dengan BSN LPBI PBNU dalam program Green Mosque, setelah sebelumnya menjalankan Green Pesantren di tujuh pesantren di lima provinsi.
“Sebelum Green Mosque, ada Green Pesantren. Kami sudah menjalankan sebagai pilot project di tujuh pesantren. Jadi tidak hanya pelatihan, workshop, ada bantuan sarana-prasarana juga,” ujarnya.
Ia berharap Program Masjid Hijau yang pertama diadakan di Masjid Al-Anwar menjadi program berkelanjutan yang bisa menumbuhkan manfaat bagi masyarakat.
“Mudah-mudahan, kita bisa terus bersinergi. Tidak hanya di program Green Mosque ini, tetapi Green Pesantren, Green Madrasah," katanya.
Wahyu juga mengapresiasi BSN sebagai mitra teknis sekaligus penggerak edukasi lingkungan di akar rumput.
Plh Direktur BSN LPBINU Rustam Puha menegaskan bahwa program Green Mosque tidak boleh berhenti pada launching, tetapi harus menjadi gerakan berkelanjutan.
“Kita berharap dari LAZISNU, kita tidak hanya program-program seperti ini, tidak hanya program-program seremonial launching. Tapi setelah ini kita berharap ada keberlanjutan dan keseriusan kontrol kita bersama," ujarnya.
Rustam mengungkapkan BSN siap bersinergi dengan NU Care-LAZISNU untuk memastikan remaja masjid dan jamaah benar-benar mempraktikkan perilaku ramah lingkungan.
“Bagaimana supaya kita bisa aksi di tingkat-tingkat jamaah kita, lewat masjid-masjid kita, bangun kesadaran jamaah kita, terkait dengan pentingnya menjaga kebersihan, lingkungan, bagaimana meletakkan sampah dengan baik," terangnya. Rustam juga menyampaikan apresiasi atas dukungan NU Care-LAZISNU dalam peluncuran program ini.
Pengurus LPBINU Anwar Sani menegaskan bahwa isu lingkungan bukan hal baru dalam tradisi keilmuan NU. Ia mengingatkan bahwa para kiai sejak lama telah membahas Fikih Bi’ah, fikih lingkungan.
“Kita tahu sekarang, bencana-bencana ini adalah bagian dari sebuah tanda-tanda atau mungkin sedikit sentuhan dari alam. Alam ini, lingkungan ini, harus betul-betul kita merawat," jelasnya.
Ia menekankan bahwa masjid adalah pusat peradaban, sehingga penting untuk menjadikannya model ramah lingkungan. “Berbicara tentang pelatihan ini, ini penting pelatihan tentang masjid hijau, dan inklusifnya adalah konsep yang sangat penting Masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah saja, tapi juga menjadi pusat aktivitas," imbuhnya.
Anwar mengingatkan bahwa masjid menghasilkan sampah dari berbagai kegiatan, sehingga diperlukan pengelolaan yang baik. “Masjid ini pasti menghasilkan sampah. Jangan hanya dikumpulkan lalu dibuang ke TPS. Harus diolah lagi menjadi hal yang bermanfaat," paparnya.
Ia juga mendorong para remaja masjid untuk membentuk komunitas lingkungan yang aktif dan berkelanjutan. “Harus menjadi komunitas yang punya kesadaran Komunitas ini kita rajut terus, kita jaga silaturahminya, saling informasi dan diskusi," pungkasnya.
BSN LPBINU dan NU Care-LAZISNU serta dukungan dari Paragoncorp menargetkan lahirnya komunitas-komunitas remaja masjid yang mampu menggerakkan aksi nyata seperti pengurangan sampah, daur ulang, pengelolaan limbah, hingga edukasi perubahan iklim.
Pelatihan ini kegiatan rangkaian Hari Santri Nasional 2025 meliputi simulasi eco-bricks, pengenalan fasilitas hijau, hingga perencanaan tindak lanjut bersama DKM dan remaja masjid.