NU Scolarship, Karantina Program Pendampingan S2 dan S3 Luar Negeri 2024 Resmi Ditutup
Senin, 22 Juli 2024 | 21:01 WIB
Penyelenggara NU Scholarship dan para peserta yang terpilih mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri (Foto: NU Scholarship)
Jakarta, NU Online
Karantina program pendampingan S2 dan S3 luar negeri atau NU Scholarship yang dilaksanakan Lembaga Kajian Pengembangan Sumberdaya Manusi (Lakpesdam), kemitraan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) resmi ditutup di Pondok Pesantren Al-Hikam Depok, Jawa Barat, Senin (22/07/2024).
Direktur NU Scholarship Muhammad Syauqillah berharap meskipun karantina telah ditutup dan para peserta sudah berada di luar negeri nantinya, untuk tetap bisa menjalin komunikasi. Selain itu, peserta diharapkan mempersiapkan segala kebutuhan belajar di luar negeri.
“Ketika teman-teman nanti belajar di luar negeri, kami harap masih bisa diskusi meskipun tidak berada di Indonesia lagi. Ya bisa melalui Zoom lah. Harapan kami demikian,” ujar Syauqi.
Wakil Sekretaris Lakpesdam PBNU Muhammad Nur Khoeron yang hadir pada kesempatan tersebut menyampaikan untuk memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya mengingat para peserta NU Scholarship saat ini adalah peserta terpilih dari sekian banyaknya peserta yang mendaftar.
Lebih lanjut, ia berpesan untuk tidak melupakan Indonesia meskipun di luar negeri sudah sukses.
“Jadi tolong manfaatkan ini dengan sangat baik. Belajarlah sungguh-sungguh dan jangan lupa nanti kalo sudah sukses (di luar negeri) baliklah ke Indonesia,” ujarnya.
Nur Khoeron menjelaskan bahwa beasiswa yang nantinya didapat oleh peserta merupakan bagian dari gotong royong masyarakat Indonesia. Untuk itu, ia berharap setelah peserta sukses di luar negeri untuk pulang ke Indonesia mengingat beasiswa yang didapat merupakan bantuan dari masyarakat Indonesia.
“Hanya beberapa persen saja mereka pulang ke Indonesia. Selebihnya mereka mencari kehidupan sendiri di sana (luar negeri) untuk kepentingan hidupnya sendiri. Itu tragis sekali. Padahal mereka dibiayai oleh rakyat Indonesia, tapi nggak mau balik ke Indonesia. Baliklah ke Indonesia,” tegas Nur Khoeron.
Oleh karena itu, Nur Khoeron berharap para peserta dapat mengabdi di Indonesia terutama untuk mempersiapkan generasi emas 2045. Untuk itu melalui program tersebut dapat melahirkan generasi yang mampu menguasai berbagai bidang keilmuan sesuai perkembangan zaman.
“Manfaatkan kesempatan yang diberikan terutama generasi NU yang dari pesantren. Apalagi sekarang ada beasiswa yang memprioritaskan anak-anak pesantren. Ini bagian dari perjuangan keluarga besar PBNU untuk mempersiapkan sumber daya yang mumpuni,” ungkapnya.
Hadir diacara penutupan Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam KH Yusron Shidqi, Pengurus Lakpesdam PBNU Septa Dinata dan Azrul Rahman.
Sebagai informasi, NU Scolarship adalah program pendampingan dengan pelatihan intensif bagi para peserta untuk mempersiapkan melanjutkan jenjang pendidikan di luar negeri.
Karantina NU Scholarship dimulai sejak tanggal 24 Juni 2024 lalu yang diikuti 20 peserta dari berbgai daerah Indonesia yang telah melakukan berbagai tahapan seleksi. Selama menjalani program pendampingan tersebut para peserta dapat mempersiapkan dengan ketrampilan akademik dan non-akademik yang dibutuhkan untuk belajar di luar negeri.
Kemudian, program itu memberikan pengetahuan tentang kehidupan dan budaya di luar negeri. Selain itu, memfasilitasi peserta untuk mendapatkan informasi langsung dari alumni yang telah menyelesaikan belajar di luar negeri.