Paduan Suara Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari Malang Meriahkan Kongres Pendidikan NU 2025
Rabu, 22 Januari 2025 | 15:30 WIB
Sebanyak 40 tim paduan suara dari Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari, Malang, tampil memukau untuk memeriahkan pembukaan Kongres Pendidikan NU di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Rabu (21/1/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Tim paduan suara dari Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur ikut memeriahkan pembukaan Kongres Pendidikan Nahdlatul Ulama (NU) di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Rabu (22/1/2025).
Guru pendamping paduan suara Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari Tsuroyya Adibah menjelaskan bahwa persiapan anak didiknya itu hanya dilakukan selama satu minggu sebelum acara berlangsung.
"Sebenarnya memang sudah ada tim paduan suara yayasan, biasanya kita tampilkan saat-saat event tertentu seperti Hari Santri Nasional, kemudian hari Kemerdekaan RI, dan acara-acara yayasan yang lain," kata Adibah kepada NU Online usai penampilan.
Penampilan tim paduan suara yang berjumlah 40 siswa itu sangat atraktif dan mendapatkan sangat banyak tepuk tangan dari hadirin.
Sebab selain suara yang bagus dan kompak, ada juga beberapa koreografi yang ditampilkan. Mereka tak hanya bernyanyi tetapi juga menampilkan kekompakan antarpenampil paduan suara.
Adibah menjelaskan, terdapat tiga sesi dalam penampilan yang dibawakan padus Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari.
Pertama, sesi seremonial yaitu mereka membawakan lagu Indonesia Raya dan Syubbanul Wathan yang menjadi lagu wajib setiap acara-acara NU.
"Kemudian yang kedua adalah shalawat fatih. Shalawat fatih ini artinya pembuka dalam artian semoga dengan adanya Kongres Pendidikan NU ini bisa menjadi pembuka keberkahan, pembuka ilmu-ilmu di dunia kepada seluruh penjuru, seluruh generasi di Indonesia. Terlebih lagi tadi anak‐anak itu mayoritas berasal dari siswa-siswi dari pondokan," katanya.
Terakhir, Adibah menyebutkan ada sesi persembahan medley Nusantara yang terdiri dari empat lagu yaitu bungong jempa, gundul-gundul pacul, keroncong kemayoran, dan ditutup dengan lagu Yamko Rambe Yamko.
Adibah berharap, para siswa dapat termotivasi dan bermimpi untuk menjadi sosok yang mereka idolakan. Sebab Kongres Pendidikan NU ini dihadiri oleh pengurus NU serta para menteri Kabinet Merah Putih.
"Saya sebagai guru dalam event ini sangat bangga dapat membawa anak didik kami ke tempat ini, bertemu dengan para jajaran PBNU terlebih lagi ada beberapa menteri," ujarnya.
"Yang paling penting adalah bahwa kita sebagai generasi Nahdliyin, generasi pelajar Nahdlatul Ulama, semoga dengan kita berkontribusi dalam acara ini bisa memaksimalkan khidmah kita di dalam organisasi NU," terangnya.