PBNU dan BSI Teken Kerja Sama Kembangkan Kapasitas Ekonomi Masyarakat
Rabu, 21 September 2022 | 15:45 WIB
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf dan Dirut BSI Hery Gunardi sesaat sebelum meneken kerja sama, Rabu (21/9/2022) di kantor PBNU Jakarta. (Foto: dok. PBNU)
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Direktur Utama BSI Hery Gunardi, di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, pada Rabu (21/9/2022).
"Hari ini PBNU menandatangani MoU dengan BSI untuk membangun kerja sama dalam mengembangkan kapasitas ekonomi masyarakat," ungkap Gus Yahya, usai melangsungkan penandatanganan nota kesepahaman itu.
Gus Yahya mengharapkan agar kerja sama dengan BSI itu bisa berkembang. Sebab PBNU memiliki jaringan yang sangat luas, hingga ke tingkat desa.
Lebih lanjut, Gus Yahya mengatakan bahwa kehadiran BSI merupakan strategi untuk melakukan akselerasi pembangunan ekonomi, khususnya di komunitas Muslim. Meski begitu, para penerima manfaat dari kehadiran BSI ini tidak hanya dari kalangan Muslim tetapi seluruh pangsa ekonomi yang ada.
Hal tersebut sebagaimana pesan Presiden Joko Widodo saat mendirikan BSI yang diharapkan menjadi bank universal, sehingga bisa diakses semua pihak tanpa melihat latar belakang seseorang.
"Kita berharap ke depan BSI bisa menyajikan produk perbankan unggul yang memberi keuntungan pada masyarakat dalam mengakses layanan keuangan yang ada," harap Gus Yahya.
"Kita punya perbankan alternatif yang bisa memberikan keuntungan dan kemudahan bagi masyarakat," tutur Gus Yahya.
Sementara itu, Dirut BSI Hery Gunardi mengungkapkan rasa syukur atas kerja sama yang dijalankan bersama PBNU. Ia mengatakan, PBNU merupakan mitra strategis bagi BSI.
Hery menegaskan, pihaknya akan menjadi bank syariah yang universal sekaligus modern dan inklusif terhadap semua kalangan, seperti yang dipesankan oleh Presiden Jokowi.
"Inklusif bukan eksklusif. Kalau eksklusif membatasi gerak, apalagi Islam itu rahmatan lil alamin. Artinya BSI tidak membedakan nasabah," ungkap Hery.
Walaupun demikian, Hery menegaskan bahwa BSI ingin dekat dengan masyarakat Muslim. Hal itu dibuktikan dengan upaya BSI pada tahun ini yang akan menggandeng pesantren untuk membangun ekosistem ekonomi.
"Mudah-mudahan anggota NU nasabah kita semua," harap Hery.
Lebih jauh ia menjelaskan, selama pandemi Covid-19 BSI justru mengalami pertumbuhan dan lebih punya daya tahan daripada bank yang lain.
"BSI tetap tumbuh, aset tumbuh, Pembiayaan tumbuh. Mungkin nasabah melihat sistem bagi hasil memberikan manfaat yang baik," katanya.
Saat ini, BSI telah membangun tiga pusat UMKM di Indonesia. Ketiganya didirikan di Aceh, Yogyakarta, dan Surabaya.
"(NU) bisa menggunakan UMKM Center Display. (Untuk) pendampingan, pembiayaan, dan semua fasilitas gratis," pungkas Hery.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad