PBNU Doakan Pasien Covid-19 Segera Pulih dan Mendapatkan Ketabahan
Selasa, 1 Desember 2020 | 21:30 WIB
Tangkap layar acara doa bersama PBNU untuk kesembuhan pasien Covid-19. Doa bersama ini dilakan secara virtual, Selasa (1/12) malam.
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menggelar Istigotsah dan Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa, Selasa (1/12) malam. Kegiatan yang digelar secara virtual tersebut sengaja dilakukan untuk mendoakan pasien Covid-19 terutama para ulama, masyaikh, kiai dan jajaran pengurus PBNU agar kembali pulih dari paparan virus Corona dan mendapatkan ketabahan.
Kegiatan dihadiri Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Syuriah PBNU KH Zakky Mubarak, Pengasuh Pesantren Lirboyo KH Abdullah Kafabihi Mahrus, Mustasyar PBNU KH Mustofa Aqil Siroj dan pengurus pesantren Al-Tsaqafah Gus Sofwan.
Pengurus Pesantren Al-Tsaqafah Gus Sofwan menuturkan, doa yang dipanjatkan oleh PBNU memberikan dorongan serta memberikan pertolongan kesembuhan bagi para pasien Covid-19 khususnya kepada Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil Siroj. Menurut dia, apa yang dilakukan PBNU merupakan ikhtiar agar masyarakat Indonesia selalu mendapatkan keselamatan.
“Mudahan diberikan keselamatan kepada seluruh warga NU yang sedang ditimpa penyakit Corona,” tuturnya.
Sementara itu, Rais Syuriah PBNU KH Zakky Mubarak mengungkapkan, istigotsah kali ini berbeda dengan biasanya disebabkan oleh Pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Namun, katanya, doa yang dipanjatkan para kiai dalam istigotsah ini, insyallah terkabul.
"Kita berdoa untuk kesembuhan Kiai Said Aqil Siroj dan mungkin ada anggota NU yang sakit karena Corona. Kita doakan agar segera pulih, Amin," ujarnya.
Sebelumnya, PBNU juga telah menegaskan bahwa dalam pandangan Islam, semua ilmu termasuk ilmu yang mengurai berbagai penyakit (ilmu kesehatan) adalah berasal dari Allah. Ini sebagaimana firman Allah.
"Mereka menjawab, Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami...". (QS Al-Baqarah: 32). Karena itu, PBNU meyakini ikhtiar lahir dan batin perlu dilakukan ketika mendapatkan musibah.
Sementara bentuk ilmu-ilmu tersebut dijelaskan pada dua bentuk, ada yang berupa ayat-ayat qauliyah (Al-Qur’an dan al-Hadits), dan ada yang berbentuk ayat-ayat kauniyah (fenomena alam yang terbentang di langit dan di bumi). Namun, keduanya sama-sama bersumber dari Dzat yang satu, tidak mungkin kontradiktif (dikotomik) melainkan integratif-interkonektif.
Menurut PBNU, pengetahuan yang dimiliki manusia ada tiga kategori. Pertama, pengetahuan filosofis yang bersifat abstrak logis. Kedua, pengetahuan saintifik atau sains yang bersifat empirik logis. Ketiga, pengetahuan mistis yang bersifat abstrak supra-logis.
Ternyata dalam ayat-ayat qauliyah terdapat dimensi filosofis, dimensi sains, dan dimensi mistik. Begitu pula dalam ayat-ayat kauniyah juga mengandung unsur filosofis, saintifik dan mistik. Sehingga, pengetahuan Islam mencakup ketiga kategori tersebut.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan