PBNU Dorong Nahdliyin Bangun Jejaring di Bidang Teknologi Informasi
Sabtu, 19 Juni 2021 | 11:30 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Juri Ardiantoro mendorong warga Nahdliyin untuk membangun pergaulan, jejaring, dan ekosistem di bidang teknologi informasi di lingkungan NU. Tujuannya agar mampu mengejar ketertinggalan sehingga NU tidak gagap terhadap perkembangan zaman.
Hal itu disampaikan dalam pembukaan Madrasah TI ke-11 yang digelar secara rutin oleh Lembaga Ta’lif wa Nasyr (LTN) PBNU dan disiarkan langsung melalui TVNU, pada Sabtu (19/6). Pada kesempatan ini, Madrasah TI LTN PBNU mengangkat tema ‘Data Mining, Data Profiling, dan Potensinya’.
“Kita jangan pernah lelah untuk mengejar ketertinggalan, tidak pernah lelah belajar dan bekerja untuk menjadikan NU ini tidak gagap terhadap perkembangan zaman, terutama teknologi informasi (TI), sehingga di dalam berdakwah, NU bisa kompatibel terhadap perkembangan zaman,” tutur Juri.
Ia memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada LTN PBNU karena secara konsisten menggelar Madrasah TI hingga ke sesi yang ke-11. Menurutnya, tema-tema yang diangkat di setiap sesi bukan saja keren, tetapi juga penting untuk belajar memahami ilmu mengenai teknologi informasi itu.
“Saya mendorong sahabat-sahabat semua untuk mulai membangun satu ekosistem teknologi di lingkungan NU. Karena bicara mengenai pengembangan teknologi tidak mungkin bisa kita meninggalkan satu kerja bersama atau kolaborasi,” katanya kepada 208 peserta yang hadir secara virtual.
“Pelatihan ini juga mestinya menjadi sarana, arena bagi masing-masing kita ini terus berkomunikasi, saling bertukar informasi, saling berjejaring, dan membentuk atau melahirkan satu pergaulan di bidang teknologi informasi,” lanjut Juri.
Warga NU yang selama ini sudah membentuk atau membangun pergaulan dan ekosistem pemikiran keagamaan, diharapkan pula untuk mengembangkan pergaulan, jejaring, serta ekosistem di bidang teknologi informasi.
Pemahaman mengenai data sangat penting untuk dimiliki warga NU. Sebab saat ini, jelas Juri, dalam mengelola organisasi, unit-unit korporasi, lembaga bisnis, dan bahkan pemerintahan tidak bisa jika hanya mengandalkan kemampuan membaca atau kecenderungan yang tidak didasarkan pada data.
“Jadi, data itu sekarang sudah sangat menjadi penting, bahkan menjadi kebutuhan utama dalam mengambil keputusan. Data bisa memberikan gambaran terhadap kecenderungan-kecenderungan dan memperkuat kita untuk mengambil keputusan. Karena itu, kemampuan kita untuk memahami data mining menjadi sangat krusial,” katanya.
Karena kemampuan membaca data yang mumpuni, lanjut Juri, seseorang dapat dengan mudah membaca arah perkembangan dunia ke depan dan bahkan untuk mengambil keputusan yang krusial. Mulai dari keputusan yang sangat kecil hingga membaca kecenderungan yang bersifat global.
“Mudah-mudahan (Madrasah TI) menjadi modal kita di awal. Ini masih dalam tahap literasi. Ke depan, kita harus melangkah lebih dari itu. Levelnya sudah pada tahap membangun ekosistem dan bahkan membangun institusi yang bisa mengembangkan kita semua di dalam masalah teknologi informasi ini,” ucap pria yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta ini.
Senada dengan Juri, Ketua LTN PBNU Hari Usmayadi mengungkapkan bahwa kondisi saat ini yang segalanya serba terdata menjadi tantangan tersendiri bagi kalangan NU. Karena itulah, LTN PBNU menginisiasi untuk menggelar Madrasah TI sebagai upaya untuk membangun literasi dan pemahaman mengenai teknologi informasi.
“Kita berharap ada sesi-sesi berikutnya yang sifatnya pendalaman dan data mining ini menjadi salah satu yang direncanakan untuk menjadi bagian sesi khusus berikutnya,” tutur Cak Usma, sapaan akrabnya.
Kepada Juri Ardiantoro, Usma mengusulkan agar dibuat program Diploma 1 dan 2 khusus untuk tema-tema teknologi di Unusia Jakarta. Sebab, jika khusus dan muncul sertifikasi secara profesional, para peserta Madrasah TI bisa memanfaatkan peluang dengan baik sehingga tidak hanya sekadar sertifikat.
“Mungkin Pak Juri bisa diusulkan dalam program D1 D2 khusus untuk tema-tema teknologi ini karena beliau juga pengelola utama UNUSIA Jakarta. Ini mungkin usulan saja biar jadi program. Karena kalau sudah khusus, muncul sertifikasi maka peserta bisa memanfaatkan dengan baik. Tidak hanya sekadar sertifikat,” ujar Usma.
Ia berharap, Madrasah TI pada sesi ke-11 ini dapat memberikan pemahaman awal sehingga para peserta menjadi paham serta bersedia terlibat dan memantik untuk kegiatan-kegiatan penggalian pemahaman yang lebih dalam lagi.
“Pada akhirnya, kita bisa memberikan manfaat kepada khususnya bagi NU, umumnya untuk bangsa dan negara,” pungkasnya.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syakir NF