Perkembangan teknologi yang kian canggih tidak boleh menggerus sisi kemanusiaan, melainkan justru harus berjalan beriringan.
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Perkembangan teknologi yang kian canggih tidak boleh menggerus sisi kemanusiaan, melainkan justru harus berjalan beriringan.
"Teknologi sedemikian canggih harus dibarengi aspek kemanusiaan, jangan sampai kecanggihan teknologi menghilangkan kemanusiaan," katanya Ketua Periodik Pimpinan Pusat Muslimat NU dr Hj Erna Yulia Soefihara dalam Tasyakkur Harlah Ke-58 Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdlatul Ulama (YKM NU) dan Halal Bi Halal melalui virtual pada Sabtu (12/6).
Manusia sebagai makhluk sosial yang mengedepankan silaturahim, lanjut Erna, tidak boleh tergerus oleh desakan kecanggihan teknologi. Konsep hidup berdaulat dan kehidupan sejahtera adalah kehidupan tetap mengutamakan manusia yang saling berhubungan, saling membantu, hidup berdampingan, saling mengenal, dan dan saling bersilaturahmi.
Konsep Society 5.0 ini, menurutnya, merupakan sebuah sikap yang menjelaskan bahwa jika kita terlalu mengedepankan teknologi tanpa mengedepankan sisi manusia, dampaknya bisa berbahaya.
"Konsep Society 5.0 ini konsep di mana masyarakat dan kita semua harus memanusiakan manusia dengan teknologi," tegasnya.
Oleh karena itu lanjut Erna, inilah pentingnya kehadiran YKM NU yang sampai sekarang sudah begitu maju pesat dari zaman didirikannya sampai sekarang.
"Alhamdulillah jumlah layanan jumlah panti asuhan dan lain sebagainya bertambah," katanya.
Di Harlah ke-58 ini juga, ia berharap YKM NU dapat terus aktif dalam memainkan perannya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Semoga YKM NU tetap eksis dalam menjalankan kegiatan-kegiatan baik di dunia kesehatan dan bidang sosial sesuai dengan harapannya karena YKM NU adalah kepanjangan tangan dari PP Muslimat NU yang merupakan layanan yang terus-menerus berkesinambungan," katanya.
Sementara itu, Dewan Penasihat PP Muslimat NU Hj Machfudhoh Aly Ubaid memotivasi seluruh pengurus agar meniatkan khidmat dalam mengurusi YKM NU dalam rangka membesarkan Muslimat sebagai bagian dari penyebaran ajaran Ahlussunah wal Jamaah an-Nahdliyah.
Program-program YKM NU ini, menurutnya, memang sangat rumit dan sangat membutuhkan tenaga dan finansial yang besar. Namun itulah tugas yang harus diemban pengurus.
"Inilah satu tugas pengabdian harus tetap dijaga oleh pimpinan dan pengurus YKM. Insyaallah semakin bertambah keberadaan, baik itu panti asuhan maupun rumah sakit dan juga puskes klinik-klinik yang menjadi aset YKM," katanya.
Dalam sambutannya, Ketua YKM NU Hj Endang Sulistinah Umar Wahid mengatakan bahwa masa pandemi lebih mengeratkan hubungan kepengurusan antartingkatan dan hubungan dengan anak-anak panti asuhan di bawah lembaga yang dipimpinnya.
"Di dalam masa pandemi ini, YKM NU memiliki kesempatan yang sangat luas. Bisa berkomunikasi intens dengan anggota daerah. Kita webinar, koordinasi, juga menjangkau ribuan anak-anak panti yang di bawah YKM NU," katanya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua