Nasional

Pelajar Putri NU Turut Berupaya Cegah Perundungan, Kekerasan Seksual dan Intoleransi di Sekolah

Ahad, 7 Juli 2024 | 16:40 WIB

Pelajar Putri NU Turut Berupaya Cegah Perundungan, Kekerasan Seksual dan Intoleransi di Sekolah

Peserta Training of Facilitator MKARI berfoto bersama (Foto: IPPNU)

Jakarta, NU Online
Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) melalui Lembaga Konseling Pelajar Putri (LKPP) ikut aktif berperan dalam upaya mengentaskan tiga persoalan yang kerap terjadi di dunia pendidikan, yaitu perundungan (bullying), kekerasan seksual, dan intoleransi.

 

Hal ini ditunjukkan di antaranya melalui partisipasi dalam Training of Facilitator MKARI yang diselenggarakan oleh Kantor Wahana Visi Indonesia (WVI) pada 24-27 Juni 2024.


Perwakilan IPPNU dari Lembaga LKPP Hazimatul Layyinah menyatakan komitmennya dalam memerangi intoleransi di kalangan pelajar melalui pendidikan dan pembekalan dalam pelatihan ini. Ia mengharapkan agar partisipasi IPPNU dapat menjadi jembatan untuk menciptakan pemimpin inklusif yang mampu mengurangi ketiga dosa besar tersebut.


"Dengan kehadiran IPPNU dalam pelatihan ini, saya berharap dapat menjadi jembatan bagi Rekan-Rekanita untuk menjadi pemimpin yang inklusif sehingga intoleransi dapat terkikis," ujar perempuan yang akrab disapa Yiyin itu.


Training ini dihadiri oleh berbagai lembaga seperti Humanitarian Forum Indonesia (HFI), LPBI NU, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), serta IPPNU sebagai bagian dari Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Lebih lanjut, Hazima menginformasikan bahwa salah satu tujuan utama pelatihan ini adalah untuk membekali para peserta dalam membangun kepemimpinan inklusif dan mengatasi masalah-masalah yang diangkat oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.


"Acara ini menjadi momentum penting dalam upaya bersama untuk membangun lingkungan pendidikan yang lebih aman, inklusif, dan berbudaya," katanya.


Para peserta dari berbagai latar belakang agama seperti Islam, Kristen, dan Katolik terlibat dalam pelatihan ini, menunjukkan contoh konkret toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Pelatihan ini juga mencakup pengajaran tentang pengenalan diri, empati, kerjasama, keberagaman, serta keterampilan menjadi fasilitator dan penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL).


Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai mitra WVI yang berasal dari berbagai daerah seperti Bengkulu, Surabaya, Bengkayan, Lombok, Kubu Raya, dan sekitarnya.