Nasional

Dampak Positif Pendampingan terhadap Grup Rebana Khairun Nisa Temanggung

Senin, 11 November 2019 | 19:20 WIB

Dampak Positif Pendampingan terhadap Grup Rebana Khairun Nisa Temanggung

Workshop Rebana Komunitas Rebana Salaf Khairun Nisa Temanggung (Foto: Fb Nizar Arju)

Penelitian berjudul Peningkatan Kualitas Seni Rebana dalam Komunitas Rebana Salaf Kecamatan Tembarak Temanggung mengemukakan adanya pengaruh positif dari pendampingan yang dilakukan kepada Komunitas Salaf Rebana Tembarak. Di mana pengaruh dapat dipahami sebagai suatu perbedaan dalam pentuk prinsip, pola pikir, ataupun perilaku sebelum dan sesudah adanya perlakuan. Program pendampingan dikatakan berhasil jika terjadi perubahan ke arah yang lebih baik. Pengaruh yang muncul dalam pembentukan karakter anggota komunitas, khususnya rasa percaya diri, kreatif, dan mandiri.

Penelitan berbasis pengabdian masyarakat tersebut dilakukan oleh Dr Muh Baehaqi dan Eko Sariyekti, M.S.I. dosen Jurusan Syariah STAINU Temanggung. Penelitian menggunakan bantuan dukungan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama tahun anggaran 2018.

Para peneliti dalam laporannya menyebutkan, pengaruh positif tersebut merupakan efek atau pengaruh yang diharapkan dari sebuah program pendampingan. Efek yang muncul tercermin dalam dua bentuk yaitu perubahan mindset dan perubahan perilaku. Perubahan mindset adalah perubahan pola pikir dalam bentuk prinsip hidup yang lebih baik, misalnya adanya  adanya keinginan untuk menyakini bahwa belajar rebana itu tidaklah sulit (mudah). Sedangkan perubahan perilaku adalah wujud nyata dari adanya perubahan pola pikir yang diwujudkan dalam sebuah tindakan nyata. 
 
Hal itu juga sesuai dengan teori dari Stuart dalam Hafied Cangara yang menyatakan bahwa suatu pengaruh adalah adanya perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh seseorang sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ada dua yaitu adanya perubahan sikap dan perubahan perilaku. Perubahan sikap dimaknai sebagai adanya perubahan pada kondisi internal yaitu perubahan prinsip seseorang. Adapun yang dimaksud dengan perubahan perilaku adalah adanya perubahan perilaku sebagai wujud dari perubahan sikap dan pola pikir. 
 
Kondisi mindset dan perilaku anggota komunitas Rebana Khairun Nisa Kabupaten Temanggung sebelum adanya pembinaan adalah mereka terlalu takut dan tidak percaya pada diri mereka jika mereka mampu mengembangkan kemampuan suara dan ketukan mereka dalam seni rebana yang mereka tekuni. Mereka merasa kurang percaya diri mampu menguasi panggung yang besar dan megah. Mereka masih merasa takut ketika nanti mengalami kesalahan ketika di atas panggung, baik kesalahan vokal maupun tabuhan. Mereka juga tidak yakin bahwa bakat dan kemampuan yang mereka miliki layak untuk bersaing dalam ajang-ajang bergengsi festival rebana.
 
Peneliti mengemukakan, hal itu harus diubah dan perlu adanya pembimbingan atau pendampingan untuk mendorong para anggota komunitas lebih berani dan kreatif dalam berlatih. Pendampingan dilakukan dengan memberikan dorongan dan motivasi agar mereka mampu mengembangkan variasi lagu dan vatriasi ketukan. Selain itu, pendampingan juga dilakukan melalui kegiatan gebyar rebana untuk melatih mental panggug peserta. Dari pentas-pentas tersebut, nantinya mereka akan terbiasa bagaimana menguasai panggung. Misalnya, bagaimana memposisikan mikrofon dengan mulut (untuk vokal) dan bagaimana memposisikan mikrofon dengan terbang (untuk penabuh), bagaimana cara memegang mikrofon, bagaimana mengatur jarak ketika duduk di panggung, dan bagamana seharusnya ekspresi di atas panggung. 
 
Proses pendampingan dalam pemberdayaan komunitas Rebana Khairun-Nisa Kabupaten Temanggung dilakukan melalui melalui Workshop Rebana dan Gebyar Rebana. Dari kegiatan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa grup rebana yang tergabung dalam Komunitas Rebana Salaf Khairun-Nisa ini telah menguasi dasar-dasar ketukan dan seluk-beluk vokal sebagai syarat mutlak dalam membawakan rebana. Dengan demikan, anggota komunitas tersebut dapat mengembangkan ketukan dan lagu-lagu yang lain sesuai dengan apa yang diinginkan masing-masing grup. 

Keberhasilan kegiatan pengabdian ini dapat dilihat dari semakin banyaknya peserta yang tergabung dalam Komunitas Rebana Salaf Khairun-Nisa Kabupaten Temanggung. Selain itu, adanya Gebyar Rebana yang telah disepakati untuk rutin diadakan sangat membantu dalam mengontrol konsistensi rebana dalam komunitas tersebut. 
 
Dengan adanya pembinaan rebana ini, grup-grup yang tergabung dalam komunitas Rebana Salaf Khairun-Nisa Kabupaten Temanggung mempunyai bekal satu buah lagu dan ketukannya. Dengan bekal tersebut, masing-masing grup dapat mengembangkan variasi-variasi ketukan dan lagu-lagu yang lain. Kegiatan ini menghasilkan sebuah Komunitas yang lebih luas jangkauan anggotanya, yakni dari Komunitas Rebana Kecamatan Tembarak menjadi Kabupaten Temanggung.
 
Setelah adanya komunitas yang lebih luas cakupannya ini, juga disepakati bahwa kegiatan Gebyar Rebana akan dilaksanakan rutin setiap selapan (35 hari) sekalai. Dengan demikian, adanya grup untuk komunitas ini sangat membantu dalam koordinasi kegiatan-kegiatan selanjutnya. 
 
Kegiatan tersebut, menurut peneliti, mendapat apresiasi dan dukungan yang positif dari berbagai pihak, yakni dari anggota komunitas baik yang baru maupun yang lama, STAINU Temanggung, Kemenag Kabupaten Temanggung melalui perangkat-perangkat desa setempat, Kapolres Temanggung, dan juga Bupati Temanggung.
 
Sebagai bahan evaluasi, untuk sosialisai ke kecamatan yang lebih jauh lagi jangkauannya perlu dilakukan, mengingat Kabupaten temanggung merupakan salah satu kabupaten yang sangat luas.
 
Untuk kegiatan workshop, banyak peserta yang menginginkan diadakan secara rutin sebagaimana Gebyar Rebana. Selain itu, banyak masukan yang menginginkan STAINU Temannggung menjadi fasilitator penyedia pelatih-pelatih yang dapat diundang secara privat ke grup-grup yang membutuhkan pendampingan.
 
 
Penulis: Kendi Setiawan
Editor: Kendi Setiawan