Perdana Pelaksanaan TKA 2025, Siswa Akui Waktu Pengerjaan Terasa Singkat
Selasa, 4 November 2025 | 13:30 WIB
Hari pertama para siswa mengikuti pelaksanaan TKA 2025 di MA NU 01 Banyuputih, Batang, Jawa Tengah. (Foto: dok. MANU 1 Banyuputih)
Batang, NU Online
Pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) jenjang SMA/MA dan SMK/MAK hari ini berlangsung serentak di seluruh Indonesia. TKA menjadi salah satu instrumen penilaian akademik bagi siswa. Hasil tes tersebut juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu indikator penerimaan di perguruan tinggi negeri, terutama bagi calon mahasiswa yang mendaftar melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi.
Ujian ini menjadi pengalaman baru bagi banyak siswa karena pelaksanaannya dilakukan dengan sistem berbasis digital. Selain menilai capaian akademik, pelaksanaan TKA juga melatih siswa beradaptasi dengan model ujian modern yang menuntut ketelitian dan kecepatan berpikir. Tidak heran, banyak siswa mengaku merasa gugup sekaligus antusias menghadapi tes perdana ini.
Salah satu peserta TKA dari Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) 1 Banyuputih, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Lisana Sidqin Aliya, mengaku senang sekaligus lega setelah menyelesaikan ujian. Ia menyebut pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga untuk mengukur kemampuan diri sendiri.
“Ya, senang juga sih, karena kan dari mengerjakan TKA ini nanti juga membantu nilai saya. Terus kalau saya mau lanjut ke perguruan tinggi juga bisa jadi bekal,” ujar Lisana kepada NU Online pada Senin (3/11/2025).
Namun, di balik rasa senang itu, Lisana juga mengakui ada tantangan tersendiri terutama pada pengelolaan waktu dan tingkat kesulitan soal.
“Yang paling sulit tadi itu waktu matematika, saya kira 50 menit dari 25 soal itu cukup, ternyata saya masih kurang paham dan juga kehabisan waktu. Kalau biasanya kan mengerjakan tes biasa itu satu jam lebih,” tuturnya.
Ia menambahkan, strategi yang digunakan dalam menghadapi TKA ini yaitu mengerjakan soal yang dianggap mudah terlebih dahulu. “Kalau waktunya sudah hampir habis, saya kerjakan yang mudah dulu, biar tidak banyak soal kosong,” jelasnya.
Menurut Lisana, pengalaman pertama mengikuti TKA ini memberikan pelajaran penting bahwa memahami bacaan dan manajemen waktu menjadi kunci utama.
“Untuk mapel bahasa Indonesia dan bahasa Inggris itu banyak bacaannya. Jadi harus benar-benar memahami teksnya dulu, itu yang makan waktu juga,” katanya.
Senada dengan Lisana, Lailatul Izza, siswa lain dari MANU 1 Banyuputih, juga mengaku merasa lega setelah melewati ujian hari pertama.
“Rasanya lega banget, di mana saya sudah berusaha semaksimal mungkin dalam belajar dan enggak lupa memperkuat doa,” ungkapnya.
Meskipun telah mempersiapkan diri, Lailatul menyampaikan bahwa waktu satu bulan menjelang TKA dirasa masih kurang untuk mempelajari seluruh materi dari kelas 10 hingga 12. Ia menuturkan bahwa soal-soal yang diujikan mencakup materi dari tiga jenjang tersebut sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk mengulanginya.
Bagian yang paling sulit menurut Lailatul adalah soal bahasa Inggris. “Kalau untuk saya, mapel bahasa Inggris itu yang paling sulit. Soalnya saya belum terlalu bisa bahasa Inggris,” katanya.
Lailatul pun menerapkan strategi serupa dengan Lisana agar waktu bisa digunakan seefektif mungkin. “Strateginya saya kerjakan yang mudah terlebih dahulu, nanti setelah selesai baru lanjut ke soal yang sulit supaya tidak banyak membuang waktu,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala MANU 1 Banyuputih, H Mukhsin, menjelaskan bahwa pihak madrasah telah melakukan berbagai persiapan sebelum pelaksanaan TKA. Para guru mapel telah diberi arahan untuk memberikan tambahan jam belajar sebagai bentuk penguatan bagi siswa.
“Sebelumnya kami sudah mendorong para guru pengampu mapel TKA untuk memberikan tambahan jam pelajaran dalam menghadapi TKA. Jadi siswa sudah terbiasa dengan model soal,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa pengawas ujian berasal dari sekolah lain sebagai bentuk menjaga objektivitas dan kredibilitas pelaksanaan tes.
“Untuk pengawas TKA ini berasal dari sekolah lain. Alhamdulillah hari pertama berjalan lancar dan tertib,” kata H Mukhsin.