Perlu Gerakan Serupa KAA 1955 Bandung untuk Lepas dari Pengaruh Kekuatan Barat
Senin, 27 November 2023 | 18:00 WIB
Direktur dari Seymour Institute Jacqueline C. River (tengah) saat menjadi pembicara pada Pleno II R20 International Summit of Religious Authorities (ISORA) di Hotel Park Hyatt, Senin (27/11/2023). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Jacqueline C. River, salah satu pembicara dalam forum R20 ISORA mengungkapkan betapa pentingnya membuat gerakan serupa dengan Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 di Bandung untuk mewujudkan perdamaian dunia.
Jacqueline mengungkapkan, pentingnya membuat "New Bandung Movement" berakar dari beberapa hal, salah satunya ajaran yang ia anut sebagai umat kristiani untuk hidup dalam kedamaian.
"Sebagai umat beragama, kita perlu berperan sebagai penyeru kedamaian dan menolak segala bentuk kekerasan dan penyiksaan," kata Jacqueline di Hotel Park Hyatt Jakarta, Senin (27/11/2023).
Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang diselenggarakan di Bandung pada 1955 merupakan sebuah gerakan yang merefleksikan keengganan terhadap pengaruh kekuatan barat yang bisa mempengaruhi keputusan negara-negara yang tergabung di dalam KAA. Konferensi ini akhirnya menjadi titik awal terbentuknya Gerakan Non-blok.
"Gerakan Bandung 1955 membawa penyelesaian global bersama. Kita membutuhkan Gerakan Bandung yang baru yang berdiri untuk menentang sekularisme barat dan mengadvokasi hak-hak untuk beragama yang bukan hanya secara pribadi tapi juga secara publik," ungkap Jacquelins.
Jacqueline merasa gerakan seperti ini perlu diinisiasi kembali dalam bentuk kerukunan antarumat beragama untuk mengakhiri permasalahan kemanusiaan yang terjadi di dunia.
Dengan melakukan "pembaruan" dalam Gerakan Bandung, Jacqueline meyakini gerakan ini bisa membawa seseorang ke arah keyakinan yang utuh. Dengan demikian, terbentuklah umat yang berkomitmen kepada sebuah agama yang mungkin tidak tersentuh politik.
Jika seorang penganut kepercayaan memiliki komitmen yang demikian kuat terhadap agamanya, akan sulit memecah umat dengan isu politik. Dengan demikian, penguatan terhadap konsensus yang disepakati bersama dalam membentuk tatanan dunia berbasis aturan dapat diimplementasikan secara utuh untuk mewujudkan perdamaian dunia.
Pada akhir pidatonya, Jacueline menyampaikan jika gerakan tersebut tidak hanya sampai di titik menginisiasi saja. Akan tetapi, semua umat harus bekerja sama hingga masa konflik agama yang menyebabkan banyak korban jiwa benar-benar berakhir.
Dalam Gerakan Bandung Antaragama harus ada perdamaian, keadilan, dan kedamaian yang menjadi tujuan dari gerakan tersebut.
Jacqueline merupakan direktur dari Seymour Institute. Ia menyampaikan pidatonya pada Sesi Pleno Pertama R20 ISORA dalam tema "Memperkuat Konsensus Global Pasca-Perang Dunia II" bersama 10 pembicara lainnya yang juga merupakan otoritas agama dunia.