Nasional

Petugas Haji, Antara Anugerah dan Tanggung Jawab Besar

Sabtu, 25 Juni 2022 | 11:30 WIB

Petugas Haji, Antara Anugerah dan Tanggung Jawab Besar

Para petugas sedang membantu jamaah haji. (Foto: Dok. MCH)

Jakarta, NU Online
Mampu pergi ke Tanah Suci Makkah untuk menjalankan ibadah haji adalah impian setiap umat Islam. Berbagai upaya dilakukan setiap umat Islam untuk dapat menyempurnakan Islamnya dengan menjalankan rukun Islam yang ke lima ini. Mulai dari menabung, menjual aset, sampai meminjam uang pun dilakukan untuk dapat pergi ke Baitullah.


Terlebih saat ini khususnya di Indonesia, antrean jamaah untuk dapat berangkat ke Tanah Suci semakin panjang. Tercatat pada aplikasi haji pintar, data antrean haji pada tahun 2022 ada yang menyentuh waktu sampai 90 tahun lamanya. Belum lagi saat ini, masih ada wabah Covid-19 yang menyebabkan terbatasnya jamaah yang bisa berhaji.


Namun, manusia hanya berencana, Allah swt lah yang menentukan. Jika Allah menghendaki, siapa saja bisa tiba-tiba berangkat haji. Bahkan tanpa perlu menunggu antrean panjang dan juga tanpa mengeluarkan biaya haji. Jika Allah swt berkehenadak: Kun fayakun (Jadilah, maka akan jadi).


Lalu siapa orang yang beruntung bisa haji tanpa antre dan biaya tiba-tiba ada? Salah satu jawabannya adalah para petugas haji. Ya, petugas haji memang orang yang dipilih, baik oleh pemerintah maupun oleh Allah swt untuk dapat berhaji. Mereka tidak pernah bermimpi sebelumnya bisa menginjakkan kaki di Tanah Suci Makkah menjalankan misi mulia.


Seperti yang dirasakan oleh Muhammad Sofyan, petugas haji daerah dari Kabupaten Pringsewu Lampung yang pada tahun ini mendampingi 128 jamaah haji dari kloter 26 JKG Kabupaten Pringsewu. Ia tidak menyangka hanya dalam waktu 1 minggu persiapan, ia bisa berangkat haji.


“Nggak kepikiran bisa berhaji tahun ini, Mas. Kemarin dihubungi untuk ikut tes pendamping haji daerah. Setelah lulus tes, hanya dalam kurun 1 minggu sudah ada kejelasan berangkat. Alhamdulillah,” ungkapnya kepada NU Online, Sabtu (25/6/2022).


Ia mengungkapkan bahwa biaya haji yang digunakan semuanya sudah ditanggung oleh pemerintah daerah. Biaya untuk petugas berbeda dengan biaya jamaah reguler lainnya. Jika jamaah reguler membayar di kisaran 36 juta, ia diamanahi pemerintah daerah dana haji sekitar 70 juta untuk ONH. Hal ini karena petugas tidak mendapatkan dana dari Badan Pengelola Keuangan Haji.


“Alhamdulillah, kemarin pun ketika ada kebijakan kenaikan dana haji terkait dengan transportasi di Makkah, dana juga sudah ditanggung oleh Pemda,” jelasnya.


Anugerah dan berkah
Semua kemudahan ini menurut Sofyan merupakan anugerah dan berkah dari Allah swt. Namun di balik itu, ada misi berat dan mulia serta tanggung jawab besar yang harus dijalankan oleh ia dan para petugas haji lainnya.


Tugas utama para petugas haji menurut Sofyan adalah mendampingi, membantu, dan membimbing jamaah untuk dapat melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan lancar.


“Kita syukuri berkah bisa haji tanpa antre dan ditanggung biayanya ini dengan kinerja sungguh-sungguh berkhidmah kepada para jamaah,” ungkapnya.


Apalagi dengan situasi dan kondisi haji di tengah pandemi saat ini, menurut dia, tanggung jawab petugas haji lebih berat. Mereka harus mampu memastikan kesehatan dan rangkaian ibadah haji para jamaah terjaga.


Terlebih banyak kebijakan baru yang para petugas harus mampu cepat beradaptasi dan mengkomunikasikannya kepada jamaah.


Alhamdulillah bisa dapat anugerah menjadi petugas haji. Bismillah, mudah-mudahan bisa menjalankan tugas dengan baik,” harapnya.


Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Musthofa Asrori