Nasional

Polemik Libur Sekolah Selama Ramadhan, P2G: Aturan Perlu Dikaji Mendalam

Jumat, 17 Januari 2025 | 17:00 WIB

Polemik Libur Sekolah Selama Ramadhan, P2G: Aturan Perlu Dikaji Mendalam

Kepala Bidang Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zanatul Haeri. (Foto: instagram @imanzanatul91)

Jakarta, NU Online

Kepala Bidang Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zanatul Haeri menyikapi polemik libur sekolah selama Ramadhan. Menurutnya, pemerintah perlu mengkaji terlebih dahulu aturan kebijakan tersebut.


"Bagaimana jika ini diterapkan dan dampaknya terhadap siswa dan orang tua," kata Iman kepada NU Online, Jumat (17/1/2025).


Ia mengatakan Pemerintah harus belajar dari sebelumnya ketika siswa misalkan diperbolehkan berangkat lebih siang dan pulang lebih cepat selama bulan ramadhan.


Menurut Iman, Anak-anak selama Ramadhan bisa diberi tugas, seperti mengerjakan project turun lapangan, setidaknya akan ada impact terhadap proses belajar dan harus dilakukan sebelum menjadi polemik di masyarakat.


"Tujuannya harus jelas agar pendidikan masyarakat misal lebih religius," katanya.


P2G menyatakan bahwa pengkajian menyeluruh diperlukan untuk penerapan kebijakan, termasuk soal libur sekolah sebulan penuh selama Ramadhan.


Fokus utamanya adalah prinsip layanan belajar ketika libur sekolah untuk semua siswa dan pemenuhan hak anak dalam pendidikan, termasuk siswa non-Islam.


"Bagaimana siswa yang tidak beragama Islam jika libur sekolah ini hanya untuk siswa beragama Islam? Jika mereka libur, mereka tidak mendapat layanan pembelajaran. Jika mereka tetap sekolah, ini juga mendiskriminasi layanan pendidikan siswa Muslim yang libur," kata Iman


Polemik libur panjang menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua. Libur panjang disebut berpotensi mengganggu intensitas belajar anak.


“Khawatirnya anak jadi malas belajar. Lalu, sering nge-game, jadi lupa waktu. Kalau anak-anak untuk mengatur waktu masih bergantung kepada kedua orang tuanya. Jadi terkesan dapat beban lebih ekstra untuk mendisiplinkan waktu anak antara beribadah, bermain, dan belajar,” kata Ita salah seorang wali murid.