Nasional

Presiden Prabowo Restui Pembentukan Ditjen Pesantren Kemenag

Sabtu, 25 Oktober 2025 | 06:30 WIB

Presiden Prabowo Restui Pembentukan Ditjen Pesantren Kemenag

Presiden Prabowo Subianto memberikan sambutan melalui tayangan video dalam kegiatan Malam Bakti Santri untuk Negeri, di TMII Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Jakarta, NU Online 
Presiden Prabowo Subianto merestui usulan pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia.


"Saya merestui usulan dibentuknya Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren," kata Prabowo dalam sambutannya melalui tayangan video pada acara Malam Bakti Santri untuk Negeri, Jumat (25/10/2025).


Prabowo menyebut, restu tersebut menandai komitmen strategis pemerintah dalam memperhatikan, melindungi, dan memperkuat posisi pesantren di Indonesia.

 

"Untuk meningkatkan kesejahteraan pondok pesantren, dengan semangat Hari Santri, kita teguhkan kembali tekad untuk mengawal kemerdekaan Indonesia menuju peradaban dunia yang berkeadilan dan berakhlak,”ujarnya.

 

Menurut Prabowo, santri memiliki peran penting tidak hanya sebagai penjaga moral bangsa, tetapi juga sebagai pelopor yang menguasai ilmu agama dan pengetahuan umum secara beriringan.


"Santri bukan hanya penjaga moral, tapi juga pelopor yang berakhlak, berdaya saing, serta menguasai ilmu agama dan dunia,”tegasnya.

 

Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyebut malam puncak Bakti Santri untuk Negeri sebagai momentum istimewa karena lahirnya Ditjen Pesantren.

 

"Satu hal yang istimewa, karena hari ini Presiden RI Prabowo mendeklarasikan bahwa pesantren tidak lagi diasuh oleh direktur, tetapi langsung oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren," ujar Menag dalam sambutannya.


Nasaruddin menambahkan, pesantren di Indonesia terus berkembang pesat. Saat ini lebih dari 42.000 pondok pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia, dan sembilan pesantren telah membuka cabang di luar negeri, seperti di Malaysia dan Amerika Serikat.


"Pesantren sudah mulai dikenal luas. Saya ingat ada profesor asal Inggris yang meneliti di Indonesia dan menyebut bahwa pendidikan paling modern di Indonesia justru adalah pesantren," ungkapnya.


Menag menegaskan, negara mesti berterima kasih kepada pesantren yang telah berperan besar dalam pendidikan dan pembentukan karakter bangsa.


"Bayangkan, ada lebih dari 12 juta santri selama ini  dibiayai sendiri oleh yayasan. Jika itu dibiayai negara ini menunjukkan bahwa pemerintah hadir melindungi pesantren," tandasnya.