Prof Kamaruddin Amin: STQH Rawat Tradisi Menghafal Hadits dan Sanad
Rabu, 1 November 2023 | 08:00 WIB
Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Prof Kamaruddin Amin, saat wawancara usai pelantikan Dewan Hakim STQH ke-27 di Jambi, Senin (3010/2023). (NU Online/Agung)
Jambi, NU Online
Seleksi Tilawatil Qur'an dan Musabaqah al-Hadits (STQH) Ke-27 di Jambi telah resmi dibuka oleh Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin pada Senin (30/10/2023) malam. Sebagaimana namanya, tidak hanya tilawah Al-Qur'an, kegiatan ini juga memperlombakan hafalan matan hadits, 100 dengan sanad dan 500 tanpa sanad.
Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Prof Kamaruddin Amin, menyampaikan bahwa hal ini diberlakukan mengingat pentingnya menjaga tradisi keilmuan di bidang hadits, yaitu hafalan matan beserta sanadnya.
“Dalam kajian ilmu hadits, menghafal sanad, sanad transmisi periwayatan hadits adalah bagian yang tidak kalah pentingnya di samping kajian matan,” ujarnya di Hotel BW Luxury Jambi pada Senin (30/10/2023) kemarin.
Kemudian, Prof Kamaruddin juga menyampaikan bahwa upaya perawatan tradisi penghafalan hadits meliputi matan dan sanadnya ini dilakukan juga agar tidak dilupakan oleh umat Islam.
“Tradisi keilmuan ini harus dipelihara betul. Kalau tidak, ada kecenderungan umat untuk melupakannya,” lanjut Guru Besar Ilmu Hadits UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan itu.
Menurut dia, musabaqah atau perlombaan ini menjadi penting mengingat menghafal hadits, terlebih beserta sanadnya adalah bukan perkara yang mudah. “Menghafal mempelajari transmisi di awal ini tidak sederhana dan tidak mudah,” tuturnya.
Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Nasional itu menegaskan bahwa STQH menggelar perlombaan menghafal hadis matan dan sanadnya merupakan sebuah upaya untuk merawat tradisi itu.
“Tradisi ilmu hadits yang saya kira lewat STQH ini ingin kita jaga,” kata akademisi yang menamatkan studi doktoral-nya di Jerman itu.
Bukan apa-apa, sebab hadits juga menjadi sumber utama dalam agama Islam di samping Al-Qur'an. “Karena Al-Qur'an dan hadits sumber otoritas keagamaan yang harus berjalan seiring,” tandasnya.
Oleh karena itu, Prof Kamaruddin Amin menaruh harapan besar penyelenggaraan STQH memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan literasi keagamaan umat Islam.
“Kita harap STQH ini bisa menjadi instrumen berdampak pembinaan umat demi peningkatan-peningkatan literasi keagamaan,” pungkasnya.