Prof Maksum Berharap Mahasiswa juga Pahami Ayat Allah yang Tersirat
Selasa, 24 Agustus 2021 | 01:00 WIB
Yogyakarta, NU Online
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Mochammad Maksum Mahfoedz mendorong para mahasiswa dan seluruh kaum muda dapat mengerti ayat-ayat Allah baik yang tersurat maupun tersirat.
"Harapan saya, kalian semua besok tidak hanya menjadi ilmuwan Fisipol, ilmuwan Teknik (ilmuwan dalam bidang masing-masing), tapi juga ilmuwan yang mengerti iqro’, iqro’, iqro’. Iqro’ itu ayat-ayat Allah yang tertulis dan tersurat, dan ayat-ayat Allah yang kauniah, dalam arti semesta," kata Prof Maksum saat peluncuran buku Interpretasi Semesta karya Ahmad Rahma Wardhana secara daring Ahad (22/8/2021).
Menurut Prof Maksum yang Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM itu semangat iqro’ tersebut diperlukan untuk menyempurnakan kemampuan intelektualitas seseorang. Lebih detail Prof Maksum mengatakan ada 5 tingkatan dalam memahami makna iqra'.
Pertama adalah dihubungkan dengan kesadaran untuk membaca ayat suci. Kedua, kesadaran imajinasi terhadap kata demi kata dan ayat demi ayat. Ketiga, kesadaran intelektual akan ayat Al-Qur’an.
"Keempat, kesadaran spiritual. Dan kelima adalah kesadaran eksistensial: mukasyafah atau penyingkapan semesta," jelas Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) ini.
Prof Maksum mengatakan konsisten mengingatkan para intelektual muda untuk memahami Al-Qur’an maupun kitab-kitab ulama terdahulu. Diceritakan bahwa Prof Maksum sendiri hingga usianya sekarang masih sering belajar tentang ilmu agama kepada yang masih muda, salah satunya adalah mahasiswa yang dulu pernah dibimbing olehnya.
Selain itu, Prof Maksum juga memberikan statemen penutup untuk menggugah para mahasiswa. "Intelectuality Sampean dijaga, tapi sekaligus dijaga juga santrinity level kalian," ujar Prof Maksum.
Ahmad Rahma Wardhana, penulis buku Interpretasi Semesta adalah alumni dari KMNU UGM dan menyelesaikan studi S1 dan S2 di UGM. Kini penulis aktif menjadi peneliti di bidang energi dan lingkungan hidup.
Dalam peluncuran bukunya, Ahmad Rahma Wadhana menyebutkan bahwa benang merah buku ini memiliki dua pokok utama, yakni berbasiskan data dan optimisme.
Menurutnya, ide dari buku ini adalah ajakan untuk tetap optimis. Bahwa setiap masalah pasti ada solusinya, dan sekalipun keadilan sejati baru tegak di pengadilan Allah, manusia tidak boleh berpangku tangan atau berhenti khusnudzon demi memastikan keadilan berlangsung di bumi yang fana ini.
"Karena kita dapat mengusahakannya sesuai dengan kapabiilitas dan kapasitasnya masing-masing. Dan inilah benang merah dari seluruh tulisan buku Interpretasi Semesta," kata Ahmad Rahma Wardhana.
Sebagai pembedah adalah Dr Rahmawan Budiarto, dosen di Program Studi Teknik Fisika dan Nuklir UGM. Ia adalah dosen pembimbing penulis ketika menempuh Pendidikan S1 dan S2.
Poin penting yang dia dapatkan dari buku ini adalah, buku ini sangat berbasiskan data dengan sangat baik. Dr Rahmawan juga menyebutkan jika kemampuan dalam buku ini ialah mampu menyampaikan sisi ketuhanannya.
"Dik Ahmad ini dengan bukunya mampu mengajak kita NU dan UGM itu untuk meneguhkan hati kepada Allah. Melangitkan maqam (derajat) hati ini, dan membumikan ilmu pengetahuan dan teknologi," ujar Rahmawan.
Menurutnya membaca buku tersebut sangat menarik, dan akan banyak hal yang kelihatannya tidak tersambungkan ternyata saling menyambung satu sama lain.
Dijelaskan ketika membahas KPOP, penulis menemukan ketersambungan dari konser KPOP yang juga menyedot banyak energi. Pemahaman tersebut menurut pembedah sangat menarik karena ada kesadaran-kesadaran akan hal kecil nan sederhana yang penting dan selayaknya harus dipahami.
Kontributor: Ferdy Azmal Fakhrani
Editor: Kendi Setiawan