Sematang, NU Online
Mahasiswa Program Doktor Manajemen Kependidikan Universitas Negeri Semarang (Unnes) akan mengikuti Program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Ho Chi Minh University Vietnam.
Ketua Prodi Manajemen Kependidikan S3 Universitas Negeri Semarang, Tri Joko Raharjo mengatakan KKL merupakan program yang harus diikuti oleh mahasiswa S3 sebagai rangkaian akademik.
“Calon doktor manajemen kependidikan harus mempunyai kapasitas dan pengalaman penyelenggaraan pendidikan di level internasional,” katanya, Jumat (10/10).
Dalam pandangannya, tantangan akademisi di era revolusi industri 4.0 sangat komplek.
“Karenanya, calon doktor harus menimba ilmu dan pengalaman secara serius baik di dalam negeri maupun dunia internasional,” ujar Tri Joko seusai technical meeting KKL mahasiswa S3, di kampus setempat.
Tri Joko memberikan kebebasan kepada para mahasiswanya untuk memilih negara mana yang hendak dikunjungi sebagai tempat KKL.
“Mahasiswa program S3 adalah mahasiswa yang rata-rata sudah mandiri baik secara akademik maupun sosial, karenanya tugas Unnes tinggal memberikan pendampingan dan layanan administrasi,” kata Tri Joko.
KKL di Ho Chi Minh akan dilaksanakan pada tanggal 15-18 Oktober 2019. Program peningkatan kapasitas calon doktor manajemen kependidikan ini akan diikuti oleh 45 mahasiswa.
Harjono, Ketua Panitia KKL mengatakan selama di Ho Chi Minh Unversity akan mengikuti presentasi tentang manajemen pendidikan di masing-masing negara yaitu Indonesia dan Vietnam.
Harjono berharap agar teman-teman seangkatannya untuk mempersiapkan materi presentasi dengan baik agar proses KKL dapat berjalan lancar dan berkualitas.
Koordinator angkatan mahasiswa manajemen kependidikan kelas khusus Istanto merasa bangga dan senang akan kegiatan KKL.
“Dengan KKL kita akan mendapatkan input tentang penyelenggaraan pendidikan di luar negeri sehingga dapat kita contoh untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia,” ungkapnya.
Sementara itu Ruchman Basori sebagai mahasiswa S3 manajemen kependidikan yang akan mengikuti KKL berharap agar pengalaman melihat secara langsung praktik pendidikan di negeri orang akan memberikan cara pandang baru terhadap inovasi pendidikan.
“Pengalaman menjadi guru terbaik karenanya KKL ke luar negeri menjadi sangat efektif bagaimana mengambil best practicies untuk mengembangkan pendidikan,” kata Ruchman.
Senada dengan Ruchman, Dodo Mustakid mengatakan kegiatan menimba pengalaman ke luar negeri adalah hal baru.
“Karenanya saya berharap dapat memberikan kontibusi dan pengalaman baru untuk mengembangkan lembaga-lembaga pendidikan yang selama ini kami kelola,” tandasnya.
Pewarta: Imam Kusnin Ahmad
Editor: Ibnu Nawawi