Semarang, NU Online
Hari Santri 2019 memiliki banyak arti bagi umat Islam, khususnya bagi seluruh lapisan santri. Tidak hanya di kawasan perkotaan, di kawasan pedesaan pun mulai bergerak sesuai dengan dinamika yang ada.
Di Kota Semarang, Jawa Tengah sendiri Peringatan Hari Santri mulai dirasakan gaungnya. Digawangi Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU, Peringatan Hari Santri tahun 2019 memiliki rangkaian kegiatan dengan melibatkan berbagai lapisan warga NU.
"Momentum HSN 2019, merupakan ajang refleksi dan muhasabah santri untuk meningkatkan tradisi ilmiah diniyah, pengamalan nilai-nilai aswaja annahdliyah secara kaffah, implementasi hubbul wathan minal iman dengan mendasarkan pada semangat peduli lingkungan dan pemanfaatan teknologi," papar Ketua Panitia H Asikin Husnan kepada NU Online, Selasa (8/10) di Semarang.
Dijelaskan, dengan mengusung tema "Mewujudkan Santri yang Shaleh, Cinta Tanah Air, Peduli Lingkungan dan Melek Teknologi" peringatan Hari Santri di Kota Semarang dimulai dengan Musabaqah Santri, Santri Peduli berupa donor darah dan resik-resik masjid, workshop jurnalistik santri, ekspose bedah buku karya Mahaguru Kiai Sholeh Darat.
"Selain itu, juga akan digelar istighotsah kebangsaan dan nadzaman santri Hebat, rangkaian ziarah penggerak Aswaja, surat terbuka dari Santri untuk Mas Hendi (Wali Kota Semarang), upacara Hari Santri 2019, Senam Santri, Festival Santri Semarang Hebat, Refleksi Hari Santri 2019, dan nonton bareng," ujarnya.
"Semua elemen NU di Kota Semarang mengambil peran dalam tiap-tiap kegiatan yang telah dipersiapkan," imbuhnya.
Asikin berharap, dengan padatnya rangkaian kegiatan Hari Santri tahun 2019 yang mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Semarang, dapat mengokohkan jatidiri santri sebagai kader ulama dan penerus estafet kepemimpinan Indonesia.
"Dengan berziarah kepada ulama dan Mahaguru Kiai Sholeh Darat serta pendiri NU KH Ridwan, dapat menguatkan nilai aswaja an-nahdliyah santri," tegasnya.
"Nguri-uri tradisi ilmiah diniyah dan produktivitas keilmuan santri, berupa lomba baca kitab kuning dan diskusi bedah kitab karya Mahaguru Kiai Sholeh Darat, nadzoman kolosal santri, dan pameran karya santri dapat mempertegas dan memperkuat jatidiri santri," pungkasnya.
Kontributor: Mukhamad Zulfa
Editor: Abdul Muiz