Nasional

Rapat Tanfidziyah PBNU Hasilkan Peta Jalan NU 2025-2050

Sabtu, 29 November 2025 | 08:00 WIB

Rapat Tanfidziyah PBNU Hasilkan Peta Jalan NU 2025-2050

Rapat Harian Tanfidziyah PBNU, Jumat (28/11/2025). (Foto: NU Online/Haekal Attar)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyampaikan bahwa hasil dari Rapat Harian Tanfidziyah adalah peta jalan atau Road Map NU selama 25 tahun, yakni 2025 hingga 2050.


Sebelumnya, Ia menjelaskan bahwa beberapa waktu PBNU telah membentuk sebuah tim untuk menyiapkan rancangan tersebut, dan draf awal yang kini mulai dibahas itu berisi konseptualisasi mengenai arah transformasi organisasi.


"Transformasi Jamiyyah Nahdlatul Ulama ini untuk memperbaiki dan meningkatkan level khidmahnya sehingga mampu mengatasi tantangan-tantangan ke depan," katanya di lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, pada Jumat (28/11/2025).


Ia menegaskan bahwa visi yang dirumuskan dalam draf ini bertumpu pada wawasan tentang peradaban baru yang tengah tumbuh. Gus Yahya menegaskan, perubahan-perubahan besar yang semakin cepat dan menyentuh aspek-aspek fundamental kehidupan masyarakat dinilai menuntut antisipasi serius.


"Apalagi bagi jamiyyah Nahdlatul Ulama ini organisasi raksasa ini dikatakan sebagai organisasi muslim terbesar di dunia. Ini kita harus punya wawasan dan idealisme mengenai peradaban baru yang akan kita jemput di masa yang akan datang," jelasnya.


Gus Yahya menegaskan, visi peta jalan NU 2025–2050 digambarkan sebagai upaya mewujudkan jam’iyyah Islam Ahlussunnah wal Jamaah yang mampu memimpin lahirnya peradaban baru.


"Maka visi dari Road Map 25 tahun ke depan, 2025 sampai 2050 adalah menjadi jamiyyah Islam Ahlusunnah wal jamaah yang memimpin peradaban baru yang berbasis akhlakul karimah, ilmu pengetahuan, teknologi, dan keadilan sosial demi kemaslahatan ummat dan semesta," katanya.


Ia menegaskan, landasan visi ini disebut berakar pada nilai-nilai Aswaja sebagai fondasi utama, dengan penekanan pada integrasi akhlak, ilmu pengetahuan, dan teknologi.


"Orientasi kepada keadilan sosial universal serta peran aktif dalam membangun dunia yang damai," katanya.